This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kamis, 08 Agustus 2013

SEJARAH PULAU DAYAK / PULAU KALIMANTAN

Sejarah Kalimantan (PULAU DAYAK) menggambarkan perjalanan sejarah Pulau Kalimantan dimulai sejak zaman prasejarah ketika manusia ras Austrolomelanesia memasuki daratan Kalimantan pada tahun 8000 SM hingga sekarang.[rujukan?]

1. Zaman prasejarah

Bangsa Austronesia memasuki pulau ini dari arah utara kemudian mendirikan pemukiman komunal rumah panjang. Peperangan antar-klan menyebabkan pemukiman yang selalu berpindah-pindah. Adat pengayauan yang dibawa dari Formosa (Taiwan) dan kepercayaan menghormati leluhur dengan tradisi kuburan tempayan merupakan ciri umum kebiasaan penduduknya. Pulau Kalimantan ini dikenal di seluruh dunia dengan nama Borneo yaitu sejak abad ke-15 M. Nama Borneo itu berasal dari nama pohon Borneol (bahasa Latin: Dryobalanops camphora)yang mengandung (C10H17.OH) terpetin, bahan untuk antiseptik atau dipergunakan untuk minyak wangi dan kamper, kayu kamper yang banyak tumbuh di Kalimantan,[1][2] kemudian oleh para pedagang dari Eropa disebut pulau Borneo atau pulau penghasil borneol, Kerajaan Brunei yang ketika datangnya bangsa Eropa ke wilayah Nusantara ini nama Brunei itu dipelatkan oleh lidah mereka menjadi "Borneo"[rujukan?] dan selanjutnya nama Borneo ini meluas ke seluruh dunia. Nama Pulau ini di identikkan dengan nama Kerajaan Brunei[3] saat itu (Yaitu oleh para pedagang Arab, Eropa serta China) karena Kerajaan Brunei pada masa itu merupakan kerajaan yang terbesar di pulau ini, sehingga para pedagang dari seluruh penjuru dunia yang akan berkunjung ke Pulau ini yang ditujunya meraka adalah Kerajaan terbesar dipulau ini saat itu yaitu Kerajaan Brunei, sehingga pulau ini kemudian disebut Pulau Brunei yang oleh pedagang Eropa kemudian di pelatkan menjadi "Borneo". Nama Kalimantan dipakai di Kesultanan Banjar kemudian oleh pemerintah Republik Indonesia dipakai sebagai nama Provinsi Kalimantan.
  • 8000 SM : Migrasi manusia ras Austrolomelanesia memasuki daratan Kalimantan.
  • 2500 SM : Migrasi nenek moyang suku Dayak dari Formosa (Taiwan) ke Kalimantan membawa tradisi ngayau.
  • 1500 SM : Migrasi bangsa Melayu Deutero ke pulau Kalimantan.

2. Zaman Pengaruh India (Agama Hindu)

Orang Melayu menyebutnya Pulau Hujung Tanah (P'ulo Chung). Para pedagang asing datang ke pulau ini mencari komoditas hasil alam berupa kamfer, lilin dan sarang burung walet melakukan barter dengan guci keramik yang bernilai tinggi dalam masyarakat Dayak. Para pendatang India maupun orang Melayu yang telah mendapat pengaruh budaya India memasuki muara-muara sungai untuk mencari lahan bercocok tanam dan berhasil menemukan tambang emas dan intan untuk memenuhi permintaan pasar. Lokasi pertambangan emas berkembang menjadi pemukiman sehingga diperlukan adanya suatu kepemimpinan. Pengaruh India ditandai munculnya kerajaan tahap awal dengan pemakaian gelar Maharaja bagi pemimpin suatu kekerabatan (bubuhan) dan sekelompok orang lainnya yang bergabung dalam kepemimpinannya dalam kesatuan wilayah wanua (distrik), yang saling berseberangan dengan wanua-wanua tetangganya yang dihuni keluarga lainnya dengan dikepalai tetuanya sendiri. Gelar India Selatan warman (yang melindungi) dilekatkan pada penguasa wanua tersebut, yang kemudian memaksa wanua-wanua tetangganya membayar upeti berupa emas dan hasil alam yang laku diekspor. Klan-klan (bubuhan) mulai disatukan oleh suatu kekuatan politik yang memusat menjadi sebuah mandala (kerajaan) yang sebenarnya bukan tradisi Austronesia. Kerajaan awal ini sudah merupakan campuran ras yang datang dari beberapa daerah, tetapi di pedalaman bangsa Austronesia masih hidup dalam komunitas rumah panjang yang mandiri dan terpisah serta saling berperang untuk berburu kepala.
  • 242-226 SM : Candi Agung di kota Amuntai didirikan, merupakan situs kerajaan pertama. Pada tahun 1996, telah dilakukan pengujian C-14 terhadap sampel arang Candi Agung yang menghasilkan angka tahun dengan kisaran 242-226 SM (Kusmartono dan Widianto, 1998:19-20).
  • 200 : Penduduk Nusa Kencana migrasi ke pulau Bawean selanjutnya ke pulau Jawa, sebagian melanjutkan perjalanan ke pulau Pawinian (Karimun Jawa) menuju Sumatera.
  • 400 : Pendatang India meng-hindu-kan raja dari Kerajaan Kutai sehingga terbentuklah kerajaan Hindu pertama di Nusantara. Prasasti Yupa dan Lesong Batu oleh Raja Mulawarman menandai zaman sejarah.
  • 525 : Suku Melayu yang sudah mendapat pengaruh India memperkenalkan sistem kerajaan kepada bangsa Austronesia di lembah sungai Tabalong yaitu suku Maanyan dan suku Bukit sehingga berdirinya Kerajaan Tanjungpuri/Kerajaan Nan Sarunai berpusat di Tanjung.
  • 600 : Sebagian Proto Suku Dayak Maanyan bermigrasi ke Madagaskar.

3. Zaman Pengaruh Sriwijaya dan Awal Kedatangan Islam

  • 700 : Pengaruh Kerajaan Melayu dan Sriwijaya ditandai penemuan patung Buddha Dipamkara dan batu bertulis aksara Pallawa "siddha" dari abad ke-7 di sungai Amas, Kalimantan Selatan.
  • 745 : Kedatangan Islam pertama kali di Nusantara ditandai penemuan Batu Nisan Sandai di Sandai, Ketapang wilayah Kerajaan Tanjungpura bertarikh 127 Hijriah (745 M).
  • 1076: Kerajaan Bulungan berpusat di kawasan Bulungan sampai tahun 1156.
  • 1156: Pusat Kerajaan Bulungan berpindah ke pesisir yakni, di kawasan sungai Kayan sampai 1216.

4. Zaman Pengaruh Singhasari dan Majapahit

Pengaruh Singhasari terutama pada Bakulapura di barat daya Kalimantan.
  • 1292 : Ratu Sang Nata Pulang Pali I memerintah Kerajaan Landak, Kalimantan Barat.
  • 1300 : Aji Batara Agung Dewa Sakti menjadi Raja Kutai Kartanegara I sampai tahun 1325. Ia mendirikan kerajaannya di Tepian Batu yang kini dinamakan Kutai Lama.
  • 1325 : Aji Batara Agung Paduka Nira menjadi Raja Kutai Kartanegara II sampai tahun 1360.
  • 1340 : Patih Gumantar memerintah di Kerajaan Mempawah.

5. Zaman Kekuasaan Majapahit dan Awal Kesultanan Islam

  • 1360 : Aji Maharaja Sultan menjadi Raja Kutai Kartanegara III sampai tahun 1420. Walupun raja belum memeluk Islam, dari gelarnya menunjukkan sudah munculnya pengaruh Islam.
  • 1362 : Nan Sarunai Usak Jawa, serangan yang terulang oleh Marajampahit (Majapahit) terhadap Kerajaan Nan Sarunai/Kerajaan Kuripan menyebabkan suku Bukit menyingkir ke pegunungan Meratus dan suku Maanyan menyingkir ke daerah yang ditempati suku Lawangan.
  • 1365 : Nagarakretagama digubah oleh mpu Prapañca menyebutkan negeri-negeri di Nusa Tanjungnagara yang berada di bawah perlindungan Majapahit di bawah Patih Gajah Mada yaitu negeri-negeri Kapuas, Katingan, Sampit, Kota Ungga, Kota Waringin, Sambas, Lawai, Kadandangan, Landa, Samadang, Tirem, Sedu, Barune, Kalka, Saludung, Solot, Pasir, Barito, Sawaku, Tabalong, Tanjung Kutei dan Malano di pulau Tanjungpura.
  • 1383 : Awang Alak Betatar bergelar Sang Aji menjadi Sultan Brunei I sampai tahun 1402.
  • 1385 : Dara Juanti sebagai Raja Puteri di Kerajaan Sintang dilamar oleh Patih Logender yang berasal dari Majapahit.
  • 1387 : Kerajaan Negara Dipa didirikan oleh Ampu Jatmika yang berasal dari Keling. Menurut Veerbek (1889:10) Keling, provinsi Majapahit di barat daya Kediri.
  • 1394 : Kerajaan Tidung berpusat di Pimping bagian barat dan Tanah Kuning sampai tahun 1557
  • 1400 : Baddit Dipattung, Raja Berau I dengan pusat pemerintahannya di Sungai Lati, Gunung Tabur, Berau.
  • 1408 : Pateh Berbai menjadi Sultan Brunei II sampai tahun 1425.
  • 1420 : Aji Raja Mandarsyah menjadi Sultan Kutai IV sampai tahun 1475. Islam datang di Kutai pada masa pemerintahannya dibawa oleh Tuan Tunggang Parangan.
  • 1425 : Syarif Ali, seorang menantu Sultan Brunei yang berasal dari Mekkah dinobatkan sebagai Sultan Brunei III sampai tahun 1432.
  • 1429 : Bhre Tanjungpura dijabat oleh Manggalawardhani Dyah Suragharini [= Putri Junjung Buih?] puteri dari Bhre Tumapel II (= abangnya Suhita) berkuasa sampai tahun 1464.
  • 1431 : Kota Sukadana menjadi pusat Kerajaan Tanjungpura sampai dengan tahun 1724 sejak pemerintahan Pangeran Karang Tunjung (1431-1450).
  • 1432 : Adipati Agong menjadi Sultan Brunei IV sampai tahun 1485.
  • 1441 : Nisan dari batu andesit ditemukan di Keramat Tujuh, Kabupaten Ketapang bertuliskan huruf Arab bertarikh tahun 1363 Saka. Bentuk nisannya berasal dari abad terakhir Majapahit.
  • 1472 : Raden Ismahayana gelar Raja Dipati Karang Tanjung Tua menjadi Raja Landak sampai 1542.
  • 1475 : Aji Pangeran Tumenggung Bayabaya dari Paser dinobatkan menjadi Raja Kutai Kartanegara V sampai tahun 1545.
  • 1478 : Maharaja Sari Kaburungan menjadi raja Kerajaan Negara Daha yang berpusat di Nagara. Islam datang pada masa pemerintahannya, karena seorang anaknya menikah dengan putri dari Sunan Giri.
  • 1485 : Bolkiah menjadi Sultan Brunei V sampai tahun 1524.
  • 1516 : Putri Petung menjadi Ratu Pasir sampai tahun 1567. Penguasa Pasir yang pertama ini berasal dari Kuripan (Negara Daha).
  • 1524 : Abdul Kahar menjadi Sultan Brunei VI sampai tahun 1530.
  • 24 September 1526 : Suriansyah, Sultan Banjar I memeluk Islam diperingati sebagai Hari Jadi Kota Banjarmasin. Kerajaan yang baru berdiri ini melepaskan diri dari Kerajaan Negara Daha atas dukungan Kesultanan Demak.[4]
  • 1533 : Saiful Rizal menjadi Sultan Brunei VII sampai tahun 1581.
  • 1538 : Kerajaan Tanjungpura dipimpin oleh Panembahan Baruh (1538-1550)
  • 1545 : Aji Raja Mahkota Mulia Alam menjadi Raja Kutai Kartanegara VI sampai tahun 1610, raja pertama yang memeluk Islam.
  • 1550 : Rahmatullah menjadi Sultan Banjar II sampai tahun 1570.
  • 1557 : Amiril Rasyd Gelar Datoe Radja Laoet memerintah Kerajaan Tidung sampai tahun 1571 berlokasi di kawasan Pamusian wilayah Tarakan Timur.
  • 1567 : Raja Aji Mas Patih Indra menjadi Raja Pasir sampai tahun 1607.
  • 1570 : Hidayatullah I menjadi Sultan Banjar III sampai tahun 1595.
  • 1571 : Amiril Pengiran Dipati I menjabat Raja Tidung sampai tahun 1613.
  • 1581 : Shah Brunei menjadi Sultan Brunei VIII sampai tahun 1582.
  • 1582 : Muhammad Hasan menjadi Sultan Brunei IX sampai tahun 1598.
  • 1590 : Penguasa Kerajaan Tanjungpura memeluk Islam dengan memakai gelar Panembahan dan Giri, yaitu Panembahan Giri Kusuma dan mengubah nama kerajaan Hindu Tanjungpura menjadi Kesultanan Sukadana-Matan.

6. Zaman Pengaruh Awal VOC

  • 1595 : Mustainbillah menjadi Sultan Banjar IV sampai tahun 1638.
  • 1596 : Pedagang Belanda merampas 2 jung lada dari Banjarmasin yang berdagang di Kesultanan Banten.
  • 1598 : Abdul Jalilul Akbar menjadi Sultan Brunei X sampai tahun 1659.
  • 1599 : Sultan Brunei mengadakan perhubungan dengan Spanyol di Manila.
  • 1600 : Anam Jaya Kesuma menjadi penguasa Kerajaan Landak.
  • 1600 : Oliver van Noord, pedagang Belanda datang ke Brunei.
  • 1600 : Abang Pencin alias Pangeran Agung yang memerintah tahun 1600 - 1643 adalah Raja Sintang yang pertama memmeluk Islam.
  • 1604 : Kerajaan Matan/Sukadana mengikat perjanjian dengan Belanda (VOC) yang menimbulkan kemarahan Raja Mataram.
  • 14 Februari 1606 : Ekspedisi Belanda dipimpin Koopman Gillis Michaelszoon tiba di Banjarmasin, Karena perangainya yang buruk nahkoda ini terbunuh dalam suatu kericuhan
  • 1607 : Raja Aji Mas Anom Indra menjadi Raja Pasir sampai tahun 1644.
  • 1607 : 17 Juli 1607 Ekspedisi VOC dipimpin Koopman Gillis Michaelszoon tiba di Banjarmasin, semua ABK dibunuh sebagai pembalasan atas perampasan kapal jung Banjar di Banten tahun 1596.
  • 1 Oktober 1609 : VOC melakukan pakta kerja sama dengan Ratu Sapudak dari Kerajaan Sambas.
  • 1610 : Aji Dilanggar menjadi Sultan Kutai VII sampai tahun 1635.
  • 1610 : Raja Kudung memerintah Kerajaan Landak yang berpusat di Pekana, Karangan.
  • 1612 : Kompeni Belanda menembak hancur Banjar Lama ibukota Kesultanan Banjar, sehingga ibukotanya dipindahkan ke Martapura. Kongsi Perdagangan Inggris yang diketuai oleh Sir Hendry Middleton datang ke Brunei.
  • 1613 : Amiril Pengiran Singa Laoet menjabat Raja Tidung sampai tahun 1650.
  • 1615 : Pangeran Dipati Anta-Kasuma mendirikan Kerajaan Kotawaringin, pecahan wilayah Kesultanan Banjar paling barat yang berbatasan dengan Kesultanan Sukadana-Matan.
  • 1622 : Giri Mustika (Raden Saradewa) menantu Pangeran Dipati Anta-Kasuma dinobatkan menjadi sultan Sukadana-Matan dengan gelar Sultan Muhammad Syafiuddin (1622-1659). Kesultanan Mataram mengirim Tumenggung Bahurekso, Bupati Kendal menyerang Kesultanan Sukadana-Matan, serangan ini mengkhawatirkan kerajaan-kerajaan Kalimantan akan serangan Mataram.
  • 1625 : Muhammad Ali menjadi Sultan Brunei XII sampai 1660.
  • 1626 : Produksi lada Banjar sangat meningkat, sehingga VOC berusaha untuk memperoleh monopoli lada, dan berusaha menghilangkan kejadian tahun 1612 yaitu penyerbuan Belanda terhadap kesultanan Banjar. Belanda juga meminta maaf atas perbuatannya merampok kapal kesultanan Banjar dalam pelayaran perdagangan ke Brunei 4 Juli 1626. Perdagangan kesultanan Banjar diarahkan ke Cochin Cina (Veitnam) tidak ke Batavia.
  • 1634: VOC mengirim 6 kapal dagang ke Banjarmasin dipimpin Gijsbert van Londensteijn, kemudian ditambah beberapa kapal di bawah pimpinan Antonie Scop dan Steven Barentsz.[5]
  • 1635 : 17 Juni 1635 Kapal Pearl Inggris tiba di Banjarmasin, Tewseling dan Gregory.
  • 1635 : 4 September 1635 Sultan Banjar diwakili oleh Syahbandar Ratna Diraja Goja Babouw mengadakan kontrak dagang pertama di Betawi dengan Kompeni Belanda yang wakili oleh : Hendrik Brouwer, Antonio van Diemen, Jan van der Burgh, Steven Barentszoon. VOC juga membantu Banjar untuk menaklukan bagian timur Kalimantan (Pasir).
  • 1635 : Aji Pangeran Sinum Panji Mendapa ing Martapura menjadi Sultan Kutai VIII sampai tahun 1650. Raja ini menaklukan Kerajaan Kutai Martadipura.
  • 1636 : Kesultanan Banjar mengklaim daerah sepanjang Kerajaan Sambas sampai Kesultanan Berau serta Karasikan sebagai wilayahnya karena saat itu Banjarmasin sudah memiliki kemampuan militer untuk menghadapi serangan dari Mataram.
  • 1636: Pertama kali Belanda mulai berdiam di Banjarmasin ketika VOC mendirikan kantor dagang di Banjarmasin di bawah pimpinan Wollenbrant Gelijnsen.[5]
  • 1638 : Inayatullah menjadi Sultan Banjar V sampai tahun 1645. Kesultanan Sukadana-Matan dan bawahannya Kerajaan Mempawah mengirim upeti kepada Kesultanan Banjar. Raja Muhammad Zainudin dari Kesultanan Matan memindahkan ibukota kerajaan dari sungai Matan ke negeri Indra Laya yang disebut Kerajaan Indra Laya.
  • 1638 : Contract Craemer menolak permintaan Sultan Banjar untuk mengirimkan lada ke Makassar, pecahlah perang anti VOC sebanyak 108 orang Belanda, 21 orang Jepang dibunuh, dan loji VOC dibakar serta penghancuran terhadap kapal-kapal VOC di Banjarmasin.
  • 1640 : Gubernur Jenderal VOC Antonio van Diemen memerintahkan agar permusuhan dengan Kesultanan Banjar dihentikan dan hanya menuntut 50.000 real sebagai ganti rugi kejadian tahun 1638.
  • 1641 : Upeti yang terakhir dari Kesultanan Banjar dikirim ke Kesultanan Mataram, pengiriman upeti sempat terhenti sejak meninggalnya Sultan Demak terakhir.[5]
  • 1644 : Raja Aji Anom Singa Maulana menjadi Raja Pasir sampai tahun 1667.
  • 1645 : Saidullah menjadi Sultan Banjar VI sampai tahun 1660.
  • 1650 : Aji Pangeran Dipati Agung ing Martapura menjadi Sultan Kutai IX sampai tahun 1665. Amiril Pengiran Maharajalila I menjabat Raja Tidung sampai tahun 1695.
  • 1659 : Muhammad Zainuddin I (Marhum Negeri Laya) memerintah Kesultanan Sukadana-Matan (1659-1724). Abdul Jalilul Jabbar menjadi Sultan Brunei XI sampai tahun 1660.
  • 1660 : Rakyatullah menjadi Sultan Banjar VII sampai 1663, ia membuat perjanjian dengan VOC 18 Desember 1660. Abdul Mubin menjadi Sultan Brunei XIII sampai tahun 1673.
  • 1661 : Abdul Hakkul Mubin menjadi Sultan Brunei XIII sampai tahun 1673. Utusan kesultanan Sukadana-Matan datang di Kesultanan Banjar untuk melaporkan bahwa Sukadana kembali menjadi daerah pegaruh dari Kesultanan Banjar semenjak sebelumnya pada tahun 1638.
  • 1662 : Menurut Barra pada tahun 1662 hanya ada 12 jung orang Melayu, Inggris, Portugis mengangkut lada dan emas ke Makassar, sementara di Pelabuhan Banjarmasin dipenuhi lebih dari 1000 perahu layar, baik perdagangan interinsuler maupun perdagangan inter-kontinental.
  • 1663 : Sultan Amrullah menjadi Sultan Banjar VIII, tetapi ia kemudian dikudeta oleh Sultan Agung menjadi Sultan Banjar IX sampai tahun 1679, dengan bantuan suku Biaju dan memindahkan ibukota ke Sungai Pangeran, Banjarmasin.
  • 1665 : Aji Pangeran Dipati Maja Kusuma ing Martapura menjadi Sultan Kutai X sampai tahun 1686.
  • 1667 : Panembahan Sulaiman I menjadi Raja Pasir sampai tahun 1680.
  • 21 Januari 1668 : Lamohang Daeng Mangkona mendirikan Kota Samarinda yang penduduknya dikenal sebagai orang Bugis Samarinda Seberang.
  • 1670 : Sultan Muhammad Tajuddin dari Sambas memerintah sampai tahun 1708.
  • 1672 : Sultan Nata Muhammad Syamsudin Sa’idul Khairiwaddien, sebagai Raja Sintang yang pertama memakai memakai gelar yang lebih tinggi Sultan, memerintah sampai tahun 1737.
  • 1673 : Muhyiddin menjadi Sultan Brunei XIV sampai tahun 1690.
  • 1675 : Muhammad Syafeiuddin I menjadi Sultan Sambas sampai tahun 16701675 - 1685.
  • 1680 : Amirullah Bagus Kusuma naik tahta kembali menjadi Sultan Banjar X sampai tahun 1700. Panembahan Adam I menjadi Raja Pasir sampai tahun 1705. Raja Senggauk menjadi Raja Mempawah.
  • 1686 : Ratu Agung, wanita pertama memimpin Kesultanan Kutai Kartanegara hingga tahun 1700.
  • 18 Januari 1689 : Penyebar agama Katolik, Antonio Ventimiglia tiba di Banjarmasin dari Goa, India.[6]
  • 25 Juni 1689 : Kapal Portugis di bawah pimpinan Kapten Cotingo memasuki daerah Pulau Petak di kabupaten Kapuas dan menjalin hubungan dengan suku Dayak Ngaju.
  • 1690 : Nassaruddin menjadi Sultan Brunei sampai tahun 1705.
  • 1695 : Amiril Pengiran Maharajalila II menjabat Raja Tidung sampai tahun 1731.
  • 1699 : Pada bulan April, dua orang bangsa Inggris Henry Watson dan Captain Cotesworth diinstruksikan mendirikan factory/gudang di Banjarmasin.[7]
  • 1700 : Hamidullah menjadi Sultan Banjar XI sampai tahun 1734. Aji Pangeran Dipati Tua menjadi Sultan Kutai Kartanegara XII yang sampai tahun 1710. Tahun 1700 terjadi perang antara Landak dan Matan,karena perebutan pewarisan intan kobi. Landak dibantu oleh Banten dan VOC, karena itu kemudian Banten menyatakan Landak dan Matan di bawah kuasa Kesultanan Banten.
  • 1701 : Sesudah kekalahan orang-orang Banjar dalam Perang Inggris-Banjar I pada Oktober 1701, orang-orang Cina kehilangan tempat dan hak mereka dalam pasar lada. Karena sebagian besar tindakan raja Banjar diatur oleh Inggris sebagai pemenang perang, maka diperintahkanlah semua rakyatnya untuk menjual ladanya kepada orang-orang di bawah pengawasan Inggris, yang mendirikan tempat penjagaan yang terletak di muara sungai Barito.
  • 1703 : Sultan Aji Muhammad Alamsyah menjadi Sultan Pasir I sampai tahun 1726, untuk pertama kalinya penguasa Pasir mengambil gelar yang lebih tinggi Sultan.
  • 1705 : Hussin Kamaluddin menjadi Sultan Brunei (periode I) sampai tahun 1730.
  • 1707 : Orang-orang Inggris diusir dari Banjar dalam Perang Inggris-Banjar II tahun 1707, sehingga orang-orang Cina dapat bebas kembali untuk mengadakan transaksi dengan para pedagang lada Banjar dan Biaju. Jumlah orang-orang Cina yang berkumpul di daerah Kesultanan Banjar makin hari makin besar terdiri atas pedagang-pedagang jung dan pedagang-pedagang menetap.
  • 1708 : Umar Akamuddin I menjadi Sultan Sambas sampai tahun 1732.
  • 1710 : Aji Pangeran Anum Panji Mendapa ing Martapura menjadi Sultan Kutai Kartanegara XIII sampai tahun 1735.
  • 1724 : Pemerintahan Kerajaan Matan/Sukadana oleh Sultan Ma’aziddin (1724-1762).
  • 1726 : Sebagai menantu dari Sultan Pasir, La Madukelleng (Pahlawan Nasional) menjabat Raja Pasir sampai tahun 1736.
  • 1730 : Muhammad Alauddin menjadi Sultan Brunei sampai tahun 1745.
  • 1731 : Wira Amir menjadi Sultan Bulungan I sampai tahun 1777. Amiril Pengiran Dipati II menjabat Raja Tidung sampai tahun 1765.
  • 1732 : Abubakar Kamaluddin I menjadi Sultan Sambas sampai tahun 1762. Ibukota Kesultanan Kutai dipindah dari Kutai Lama ke Pemarangan.
  • 1733 : Panglima perang dari La Madukelleng (Arung Singkang) menyerang Banjarmasin tetapi mengalami kegagalan.
  • 1734 : Tamjidillah I menjadi Sultan Banjar XII sampai tahun 1759.
  • 1735 : Aji Muhammad Idris menjadi Sultan Kutai Kartanegara XIV sampai tahun 1778.
  • 1736 : Sultan Sepuh I Alamsyah menjadi Sultan Pasir II sampai tahun 1766.
  • 1740 : Panembahan Mempawah, Opu Daeng Manambung mendatangkan pekerja tambang dari daratan Cina.
  • 1745 : Hussin Kamaluddin menjadi Sultan Brunei sampai tahun 1762 untuk kedua kalinya.
  • 1747 : Kompeni Belanda mendirikan benteng di Pulau Tatas (Banjarmasin) merupakan permukiman Eropa pertama di Kalimantan hingga tahun 1810 kemudian ditinggalkan oleh Marshall Daendels sesuai perjanjian dengan Sultan Banjar.
  • 1750 : Puana Dekke meminjam tanah kepada Tamjidullah I untuk mendirikan pemukiman di tenggara Kalsel yang kelak dikenal sebagai orang Bugis Pagatan.

7. Zaman Kekuasaan VOC

Orang-orang Italia merupakan orang Eropa pertama yang mengunjungi Kalimantan pada abad ke-14, kemudian disusul orang Spanyol, Inggris, dan Belanda. Kerajaan Sambas merupakan daerah pertama yang berada di bawah pengaruh Belanda semenjak kontrak dengan VOC yang dibuat oleh Ratu Sapudak (Raja Sambas) pada tanggal 1 Oktober 1609. Pada tanggal 4 September 1635, Kesultanan Banjar membuat kontrak perdagangan yang pertama dengan VOC dan VOC akan membantu Banjar menaklukan Paser. Sejak 1636, Banjarmasin berusaha menjadi pusat mandala bagi kerajaan-kerajaan lainnya yang ada di Kalbar, Kalteng, dan Kaltim. Hikayat Banjar mencatat adanya pengiriman upeti kepada Sultan Banjarmasin dari Sambas, Sukadana, Paser, Kutai, Berau, Karasikan (Buranun/Sulu), Sewa Agung (Sawakung), Bunyut dan negeri-negeri di Batang Lawai. Sukadana (dahulu bernama Tanjungpura) merupakan induk bagi kerajaan Tayan, Meliau, Sanggau dan Mempawah. Pada tahun 1638 di Banjarmasin terjadi tragedi pembantaian terhadap orang-orang Belanda dan Jepang sehingga Belanda mengirim ekspedisi penghukuman dan membuat ancaman terhadap Kesultanan Banjarmasin, Kerajaan Kotawaringin dan Kerajaan Sukadana. Tahun 1700 Sukadana (Matan) mengalami kekalahan dalam perang dengan Landak (vazal Banten). Landak dibantu Banten dan VOC, sehingga Banten mengklaim Landak dan Sukadana (sebagian besar Kalbar) sebagai wilayahnya. Tahun 1756 VOC berusaha mendapatkan Lawai, Sintang dan Sanggau dari Banjarmasin. Daerah awal di Kalimantan yang diklaim milik VOC adalah wilayah sepanjang pantai dari Sukadana sampai Mempawah yang diberikan oleh Kesultanan Banten pada 26 Maret 1778. VOC sempat mendirikan pabrik di Sukadana dan Mempawah tetapi 14 tahun kemudian ditinggalkan karena tidak produktif (Sir Stamford Rafless, The History of Java). Pendirian Kesultanan Pontianak yang didukung VOC di muara sungai Landak semula diprotes Landak karena merupakan wilayahnya tetapi akhirnya mengendur karena tekanan VOC. Pada 13 Agustus 1787, Kesultanan Banjar menjadi daerah protektorat VOC dan vazal-vazal Banjarmasin diserahkan kepada VOC meliputi Kaltim, Kalteng, sebagian Kalsel, dan pedalaman Kalbar, yang ditegaskan lagi dalam perjanjian 1826. Hindia Belanda kemudian membentuk Karesidenan Sambas dan Karesidenan Pontianak dengan diangkatnya raja-raja sebagai regent dalam pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Belakangan Karesidenan Sambas dilebur ke dalam Karesidenan Pontianak beserta daerah pedalaman Kalbar menjadi Karesidenan Borneo Barat. Tahun 1860 Hindia Belanda menghapuskan Kesultanan Banjar, kemudian terakhir wilayahnya menjadi bagian dari Karesidenan Afdeeling Selatan dan Timur Borneo.
  • 1756 : Pada 20 Oktober 1756 Tamjidullah I membuat perjanjian dengan VOC berisi larangan berdagang lada dengan orang Cina, Inggris dan Prancis selanjutnya VOC akan membantu menaklukkan kembali daerah yang memisahkan diri seperti : Berau, Kutai, Paser, Sanggau, Sintang dan Lawai.
  • 1759 : Muhammad Aliuddin Aminullah menjadi Sultan Banjar XIII sampai tahun 1761.
  • 1761 : Susuhunan Nata Alam adalah Sultan Banjar XIV sampai tahun 1801, sebelumnya sebagai wali Putra Mahkota yang masih kecil.
  • 1762 : Umar Akamuddin I menjadi Sultan Sambas sampai tahun 1793. Di Brunei, Omar Ali Saifuddin I menjadi Sultan Brunei sampai tahun 1795.
  • 1765 : Amiril Pengiran Maharajadinda menjabat Raja Tidung sampai tahun 1782.
  • 1766 : Sultan Ibrahim Alam Syah menjadi Sultan Pasir III sampai tahun 1786.
  • 23 Oktober 1771 : Kota Pontianak didirikan oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie yang pada tahun 1778 direstui VOC-Belanda sebagai Sultan Pontianak I berkuasa sampai tahun 1808. Pendirian kerajaan baru di muara sungai Landak ini semula diprotes oleh Kerajaan Landak.
  • 1772 : Sayyid Idrus Alaydrus, menantu Sultan Mahmud Badaruddin I dari Kesultanan Palembang diangkat VOC-Belanda menjadi Yang DiPertuan Kerajaan Kubu yang pertama, memerintah sampai tahun 1795.
  • 1775 : La Pangewa, pemimpin orang Bugis-Pagatan direstui Sultan Tahmidullah II sebagai raja pertama Kerajaan Pagatan, setelah menggempur Pangeran Amir (Raja Kusan I) yang menyingkir hingga ke Kuala Biaju.
  • 1777 : Republik Lanfang sebuah negara Hakka di Kalimantan Barat didirikan oleh Low Fang Pak sampai akhirnya dihancurkan oleh VOC-Belanda di tahun 1884.
  • 1778 : Menurut akta tanggal 26 Maret 1778 Landak dan Sukadana diserahkan kepada Kompeni Belanda oleh Sultan Banten. Inilah wilayah yang mula-mula menjadi milik VOC.
  • 1778 : Aji Muhammad Aliyeddin menjadi Sultan Kutai Kartanegara XIV sampai tahun 1780.
  • 1780 : Aji Muhammad Muslihuddin menjadi Sultan Kutai Kartanegara XV sampai tahun 1816.
  • 1782 : Amiril Pengiran Maharajalila III menjadi Raja Tidung sampai tahun 1817.
  • 28 September 1782 : Pemindahkan ibukota Kesultanan Kutai Kartanegara dari Pemarangan ke Tepian Pandan.
  • 1785 : Pangeran Amir dibantu Arung Tarawe menyerang Tabaneo dengan pasukan 3000 orang Bugis-Paser berkekuatan 60 buah perahu untuk menuntut tahta Kesultanan Banjar dari Tahmidullah II.[8]
  • 1786 : Ratu Agung menjadi Sultan Pasir II sampai tahun 1788.
  • 14 Mei 1787 : Pangeran Amir ditangkap Kompeni Belanda, kemudian diasingkan ke Srilangka.
  • 13 Agustus 1787 : Sultan Tahmidullah II menyerahkan kedaulatan Kesultanan Banjar kepada VOC menjadi daerah protektorat dengan Akte Penyerahan di depan Residen Walbeck, setelah VOC-Belanda berhasil menyingkirkan Pangeran Amir, rivalnya dalam perebutan tahta. Sebagian besar Kalimantan diserahkan menjadi properti perusahaan VOC.
  • 1788 : Sultan Dipati Anom Alamsyah menjadi Sultan Pasir III sampai tahun 1799. Sultan ini menikahi Ratu Intan I yaitu Ratu dari Tjangtoeng dan Batoe Litjin.
  • 1789 : Sultan Pontianak dengan dukungan Belanda melakukan serangan terhadap Panembahan Mempawah dengan tujuan merebut wilayah Panembahan Mempawah. Kongsi Lan Fong kemudian juga mengirimkan pasukannya membantu pasukan Sultan Pontianak. Panembahan Mempawah kalah kemudian Raja Panembahan Mempawah mengundurkan dirinya ke daerah Karangan dan kemudian menetap di sana.
  • 1790 : Abubakar Tajuddin I menjadi Sultan Sambas sampai tahun 1814.
  • 1795 : Muhammad Tajuddin menjadi Sultan Brunei IX sampai tahun 1807. Memerintahkan Khatib Haji Abdul Latif menuliskan Silsilah Raja-Raja Brunei serta memerintahkan supaya membuat rumah wakaf untuk jamaah haji Brunei di Mekkah.
  • 1797 : Kedaulatan atas daerah Paser dan Pulau Laut diserahkan VOC kembali kepada Sultan Banjar, Tahmidullah II.
  • 1799 : Sultan Sulaiman II Alamsyah menjadi Sultan Pasir IV sampai tahun 1811.

8. Zaman Hindia Belanda

  • 1801 : Sulaiman Saidullah II menjadi Sultan Banjar XV sampai tahun 1825.
  • 1806 : Muhammad Jamalul Alam I menjadi Sultan Brunei sampai tahun 1807.
  • 1806 : 11 Agustus 1806 Keraton Banjar berganti nama dari Bumi Kencana menjadi Bumi Selamat.
  • 1807 : Muhammad Kanzul Alam menjadi Sultan Brunei sampai tahun 1829.
  • 1808 : Syarif Kasim Alkadrie menjadi Sultan Pontianak II sampai tahun 1819.
  • 1810 : Sultan Alimuddin menjadi sultan pertama Kesultanan Sambaliung, pecahan Kesultanan Berau yang dibagi dua.
  • 1811 : Sultan Ibrahim Alamsyah menjadi Sultan Pasir sampai tahun 1815.
  • 1812 : Alexander Hare menjadi Resident-commissioner bagi pemerintahan Inggris di Banjarmasin.[9]
  • 1814 : Ratu Imanuddin memindahkan pusat pemerintahan Kerajaan Kotawaringin dari Kotawaringin Lama ke Pangkalan Bun.
  • 1814 : Muhammad Ali Syafeiuddin I menjadi Sultan Sambas sampai tahun 1828.
  • 1815 : Sultan Mahmud Han Alamsyah menjadi Sultan Pasir sampai tahun 1843.
  • 1816 : Aji Muhammad Salehuddin menjadi Sultan Kutai XVI sampai tahun 1845.
  • 1817 : Amiril Tadjoeddin menjabat Raja Tidung sampai tahun 1844.
  • 1817 : 1 Januari 1817 Kontrak Persetujuan Karang Intan I antara Sultan Sulaiman dari Banjar dengan Hindia Belanda diwakili Residen Aernout van Boekholzt.
  • 1819 : Syarif Osman Alkadrie menjadi Sultan Pontianak III sampai tahun 1855. Ia ditunjuk Pemerintah Hindia Belanda untuk memimpin Afdeeling Pontianak.
  • 1820 : Zainul Abidin II bin Badruddin (1820 - 1834) menjadi Sultan Gunung Tabur I, pecahan dari Kesultanan Berau. Pangeran Musa menantu Sultan Sulaiman dari Banjar menjadi Raja Kusan II sampai tahun 1830.
  • 1823 : 13 September 1823 : Kontrak Persetujuan Karang Intan II antara Sultan Sulaiman dari Banjar dengan Hindia Belanda diwakili Residen Mr. Tobias.
  • 1825 : Adam Alwasikh Billah menjadi Sultan Banjar XVI sampai tahun 1857. Di Brunei, Muhammad Alam menjadi Sultan Brunei sampai tahun 1828.
  • 1825 : Bulan Juli 1825, Pangeran Aji Jawi, Raja Tanah Bumbu menjalin kontrak dengan Hindia Belanda.
  • 1826 : Setelah serangan penaklukan keraton Banjar di Banjarmasin pada tahun 1826, Hindia Belanda telah membuat aturan daerah mana saja yang masih dikuasai Kesultanan Banjar dan menentukan pembagian wilayah-wilayah.
  • 1828 : Usman Kamaluddin menjadi wali Sultan Sambas sampai tahun 1832.
  • 1829 : Omar Ali Saifuddin II menjadi Sultan Brunei sampai tahun 1852.
  • 1830 : Pangeran M. Nafis bin Pangeran Musa menjadi Raja Kusan III sampai tahun 1840.
  • 1832 : Umar Akamuddin III menjadi wali Sultan Sambas sampai tahun wafat 22 Desember 1846.
  • 1835: Zending dari Jerman mulai bekerja di selatan Kalimantan.[10]
  • 1837 : Berdirinya swapraja Kerajaan Matan berdiri dengan rajanya Panembahan Anom Kusuma Negara.
  • 1840 : Pangeran Jaya Sumitra bin Pangeran M. Nafis menjadi Raja Kusan IV sampai tahun 1850.
  • 24 September 1841 : James Brooke diangkat menjadi gubernur Sarawak
  • 1841 : Pangeran Aji Jawi, Raja Tanah Bumbu mangkat. Pangeran Mangku Bumi menjadi Raja Sampanahan, Pangeran Muda Muhammad Arifbillah menjadi Raja Cengal, Manunggul, Bangkalaan, sedangkan Raja Aji Mandura sebagai Raja Cantung.
  • 18 Agustus 1842 : James Brooke diberi gelar Rajah oleh Sultan Brunei. James Brooke menguasai wilayah Sarawak yang paling barat hingga kematiannya pada 1868.
  • 1843 : Sultan Adam II Aji Alamsyah menjadi Sultan Pasir sampai tahun 1853.
  • 1844 : Amiril Pengiran Djamaloel Kiram menjabat Raja Tidung sampai tahun 1867.
  • 11 Oktober 1844 : Sultan Kutai mengakui pemerintahan Hindia Belanda dan mematuhi pemerintah Hindia Belanda di Kalimantan yang diwakili oleh seorang Residen yang berkedudukan di Banjarmasin.
  • 1845 : Swapraja Kerajaan Matan dipimpin oleh Panembahan Muhamamad Cabran dari tahun 1845-1908.
  • 18 Maret 1845 : Kontrak dengan Hindia Belanda mengenai wilayah Kesultanan Banjar. Wilayah baru ini lebih kecil dibanding dengan sebelumnya, yaitu hanya daerah inti dari Kesultanan Banjar dan tidak mempunyai akses ke laut. Dan Belanda mengangkat gubernur bernama Weddik. [5]
  • 1846 : Raja Aji Mandura, menggabungkan negeri Buntar-Laut dengan Kerajaan Cantung, sehingga ia menjadi Raja Cantung dan Buntar-Laut.
  • 1846 : Abu Bakar Tadjuddin II menjadi Sultan Sambas sampai tahun 1854. Masa pemerintahan Ratu Intan II, ratu dari Bangkalaan, Manoenggoel dan Tjingal.
  • 28 September 1849 : Gubernur Jenderal J.J. Rochussen datang ke Pengaron di Kesultanan Banjar untuk meresmikan pembukaan tambang batu bara Hindia Belanda pertama yang dinamakan Tambang Batu Bara Oranje Nassau Bentang Emas.
  • 1850 : Pangeran Akhmad Hermansyah menjadi Raja Kotawaringin sampai tahun 1865. Aji Muhammad Sulaiman menjadi Sultan Kutai XVIII sampai tahun 1899. Pangeran Jaya Sumitra menjadi Raja Pulau Laut I sampai tahun 1861.
  • 1852 : Abdul Momin menjadi Sultan Brunei sampai tahun 1885.
  • 8 Agustus 1852 : Tanpa persetujuan Sultan Adam, Pangeran Tamjidillah II diangkat menjadi Sultan Muda oleh Pemerintah Hindia Belanda merangkap Mangkubumi di Kesultanan Banjar. Hindia Belanda dan Tamjidilah II sudah membangun konsesus dalam mendapatkan tanah apanase di Pengaron sebagai wilayah pertambangan batu bara.
  • 1853 : Pemerintah Hindia Belanda menempatkan J. Zwager sebagai Asisten Residen di Samarinda. Sultan Sepuh II Alamsyah menjadi Sultan Pasir sampai tahun 1875.
  • 1854 : Umar Kamaluddin menjadi Sultan Sambas sampai tahun 1866.
  • 1855 : Syarif Hamid Alkadrie menjadi Sultan Pontianak IV sampai tahun 1872.
  • 9 Oktober 1856 : Hindia Belanda mengangkat Hidayatullah II sebagai Mangkubumi Banjar untuk meredam pergolakan di Kesultanan Banjar atas tersingkirnya Pangeran Hidayatullah yang didukung oleh kaum ulama dan bangsawan keraton serta telah mendapat wasiat dari Sultan Adam sebagai Sultan Banjar.
  • 30 April 1856 : Pangeran Hidayatullah II menandatangani persetujuan pemberian konsesi tambang batu bara kepada Hindia Belanda karena pengangkatannya sebagai Mangkubumi Banjar.
  • 1857 : Tamjidillah Alwasikh Billah diangkat Belanda menjadi Sultan Banjar XVII sampai tahun 1860 kemudian dimakzulkan dan dikirim Belanda ke Bogor.
  • 11 November 1858 : Pertama kali meletusnya Perang Banjar, dipimpin Pangeran Antasari.
  • 18 April 1859 : Penyerangan terhadap tambang Oranje Nassau dipimpin langsung oleh Pangeran Antasari dibantu oleh Pembekal Ali Akbar dan Mantri Temeng Yuda atas persetujuan Pangeran Hidayatulah II.
  • 25 Juni 1859 : Hindia Belanda memakzulkan Tamjidillah II sebagai Sultan Banjar sebagai hasil kesepakatan Mangkubumi Pangeran Hidayatullah II dan Kolonel Andresen untuk memulihkan keadaan. Dengan siasat menempatkan Pangeran Hidayatullah sebagai Sultan Banjar dan menurunkan Tamjidillah II karena Belanda menilai penyerangan tambang mereka berkaitan dengan kekuasaan di Kesultanan Banjar.
  • 27 September 1859 : Belanda berhasil menduduki benteng pasukan Pangeran Antasari di Gunung Lawak.
  • 5 Februari 1860 : Belanda mengumumkan bahwa jabatan Mangkubumi Pangeran Hidayat dihapuskan.[11]
  • 11 Juni 1860 : Residen Belanda, I. N. Nieuwen Huyzen mengumumkan penghapusan kerajaan di seluruh Kalimantan, termasuk pemerintahan Kesultanan Banjar.
  • 1860 : Pangeran Syarif Ali Alaydrus putera dari Syarif Idrus Alaydrus raja Kerajaan Kubu diangkat Belanda menjadi Raja Sabamban I
  • 1861 : Pangeran Abdul Kadir menjadi Raja Pulau Laut II sampai tahun 1873.
  • 14 Maret 1862 : Pangeran Antasari ditabalkan sebagai Panembahan (Sultan Banjar XVIII) oleh para kepala suku Dayak yang dipimpin oleh Kiai Yang Pati Jaya Raja, adipati (gubernur) wilayah Tanah Dusun, Kapuas dan Kahayan.
  • 11 Oktober 1862 : Pangeran Antasari (Pahlawan Nasional) mangkat karena penyakit cacar.
  • 1862 : Gusti Muhammad Seman menjadi Sultan Banjar XIX dalam pemerintahan Pagustian sampai gugur di tembak Belanda pada tahun 1905.
  • 1863 : Suku Iban bermigrasi ke daerah hulu sungai Saribas dan sungai Rajang, dan menyerang suku Kayan di daerah hulu sungai-sungai dan terus maju ke utara dan ke timur. Perang dan serangan pengayauan menyebabkan suku-suku lain terusir dari lahannya.
  • 27 Februari 1864 : eksekusi Demang Lehman di tiang gantungan di tanah lapang Martapura.
  • 1865 : Pangeran Ratu Anom Kusuma Yudha menjadi Raja Kotawaringin sampai tahun 1904.
  • 16 Agustus 1866 : Muhammad Syafeiuddin II menjadi Sultan Sambas sampai tahun 1924.
  • 1867 : Datoe Maoelana/Ratoe Intan Doera menjabat Raja Tidung sampai tahun 1896.
  • 1872 : Syarif Yusuf Alkadrie menjadi Sultan Pontianak V sampai tahun 1895.
  • 1873 : Pangeran Berangta Kasuma menjadi Raja Pulau Laut III sampai tahun 1881.
  • 1875 : Pangeran Aji Inggu putera Sultan Sepuh II Alamsyah menjadi Raja Pasir sampai tahun 1876.
  • 1876 : Perang Sukadana dengan Pontianak, pelabuhan Sukadana akhirnya ditutup. Sultan Abdur Rahman Alamsyah (1876 - 1896) dinobatkan oleh rakyat menjadi Sultan Pasir di Benua dan Sultan Muhammad Ali (1876 - 1898) dinobatkan oleh Belanda menjadi Sultan Pasir di Muara Pasir.
  • 1877 : Abdul Momin membuat perjanjian dengan Gustavus Baron de Over-back dan Alfred Dent mengenai penggadaian terhadap wilayah-wilayah Brunei di Sabah.
  • 1881 : Sabah diambil alih oleh British North Borneo Company kemudian menjadi protektorat Britania Raya dengan masalah internal tetap diadministrasi oleh perusahaan tersebut tahun 1888. Pangeran Amir Husin Kasuma menjadi Raja Pulau Laut IV sampai tahun 1900.
  • 1885 :Hashim Jalilul Alam Aqamaddin menjadi Sultan Brunei sampai tahun 1906.
  • 1894 : Pertemuan suku-suku Dayak di Tumbang Anoi, Kalimantan Tengah untuk mengakhiri tradisi ngayau.
  • 1895 : Pencatatan penduduk Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo terdiri : 598 orang Eropa, 4.525 orang China, 1.534 orang Arab, 116 orang Timur Asing serta 803.013 orang Bumiputera. Syarif Muhammad Alkadrie menjadi Sultan Pontianak VI sampai tahun 1944.
  • 1896 : Datoe Adil menjabat Raja Tidung sampai tahun 1916.
  • 1898 : Kevakuman pemerintahan Kesultanan Pasir sampai tahun 1899 karena diambil alih Belanda.
  • 1899 : Residen C.A Kroesen memimpin Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo. Aji Muhammad Alimuddin menjadi Sultan Kutai XIX sampai 1910. Sultan Ibrahim Khaliluddin menjadi Sultan Pasir sampai tahun 1908.
  • 1903 : Sultan Brunei mengutus surat kepada Sultan Abdul Hamid II, Turki Usmaniyah karena Limbang (wilayah Brunei) direbut oleh Charles Brooke pada tahun 1890.
  • 1905 : Pangeran Ratu Sukma Negara menjadi Raja Kotawaringin sampai tahun 1913.
  • 24 Januari 1905 : Sultan Muhammad Seman, putra dari Pangeran Antasari gugur melawan Belanda di pedalaman sungai Barito.
  • 15 September 1905 : Panglima Batur digantung Belanda.
  • 1906 : Sultan Hashim Jalilul Alam Aqamaddin menandatangani Perjanjian Protektorat Inggris atas Brunei dan menerima Sistem Residen di Brunei. Penggantinya, Muhammad Jamalul Alam II menjadi Sultan Brunei sampai tahun 1924.
  • 1908 : Gusti Muhammad Saunan berkuasa di swapraja Kerajaan Matan sejak 1908-1944.
  • 1914 : Pangeran Ratu Sukma Alamsyah menjadi Raja Kotawaringin sampai tahun 1939.
  • 1919 : Banjarmasin ibukota Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo mendapat otonomi pemerintahan menjadi Gemeente Bandjermasin.
  • 1920 : Untuk menghindari rodi (erakan) yang dijalankan Belanda gelombang terakhir suku Banjar migrasi menyusuri jalur selatan Kalimantan Barat, pantai utara Bangka (Belinyu) menuju Kuala Tungkal dan Tembilahan selanjutnya menyebar ke Sumatera Utara, Batu Pahat dan Perak, Malaysia. Jalur ini merupakan jalur kuno migrasi Suku Maanyan ke Madagaskar.
  • 14 November 1920 : Sultan Aji Muhammad Parikesit menjadi Sultan Kutai XX.
  • 1923 : Nasional Borneo Kongres ke-1 diprakarsai oleh Sarekat Islam.
  • 1924 : Muhammad Ali Syafeiuddin II menjadi Sultan Sambas sampai tahun 1926 dan di Brunei, Ahmad Tajuddin menjadi Sultan Brunei sampai tahun 1950. Di Banjarmasin, J. De Haan menggantikan kedudukan C.J. Van Kempen sebagai residen Belanda sampai tahun 1929
  • 29 Maret-31 Maret 1924 : National Borneo Congres ke-2, dihadiri Sarekat Islam lokal dan wakil-wakil Perserikatan Dayak (non Islam).
  • 1926 : Muhammad Ibrahim Syafeiuddin menjadi Sultan Sambas sampai tahun 1944.
  • 1929 : R. Koppenel menjadi residen Belanda di Banjarmasin sampai tahun 1931.
  • 1933 : W.G. Morggeustrom menjadi residen Belanda di Banjarmasin sampai 1937.
  • 12 Juni 1936: Pemerintah Hindia Belanda menetapkan Tanjung Puting sebagai cagar alam dan suaka margasatwa.
  • 1938 : Residentie Wester Afdeeling van Borneo dan Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo menjadi sebuah Kegubernuran Borneo dengan dr. A. Haga sebagai gubernur sampai kedatangan Jepang. Gemeente Bandjermasin ditingkatkan menjadi Stads Gemeente Bandjermasin.
  • 1940 : Pangeran Ratu Anom Alamsyah menjadi Raja Kotawaringin sampai tahun 1948.
  • 25 Desember 1941 : Jepang membom Lapangan Terbang Ulin, Landasan Ulin, Banjarbaru.

9. Zaman Jepang

  • 21 Januari 1942 : Jepang menembak jatuh pesawat Catalina-Belanda di sungai Barito perairan Alalak, Barito Kuala.
  • 8 Februari 1942 : Jepang memasuki Muara Uya, Tabalong, Gubernur Haga mengungsi ke Kuala Kapuas selanjutnya menuju pedalaman Barito yaitu Puruk Cahu, dengan rencana untuk merebut kembali ibukota Borneo (Banjarmasin) dengan perang gerilya.
  • 10 Februari 1942 : Tentara Jepang memasuki Banjarmasin, ibukota Borneo (Kalimantan).
  • 12 Februari 1942 : Tentara Jepang mengeluarkan maklumat kota Banjarmasin dan daerahnya diserahkan kepada Pimpinan Pemerintahan Civil.
  • 3 Maret 1945 : Misi operasi Platypus mulai dijalankankan di Balikpapan.[12]
  • 5 Maret 1942 : A.A Hamidhan menerbitkan surat kabar Kalimantan Raya di Banjarmasin.
  • 18 Maret 1942 : Kiai Pangeran Musa Ardi Kesuma ditunjuk Jepang sebagai Ridzie, penguasa tertinggi pemerintah sipil meliputi wilayah Banjarmasin, Hulu Sungai dan Kapuas-Barito.
  • 1944 : Syarif Thaha Alkadrie menjadi Sultan Pontianak VII sampai tahun 1945.Muhammad Taufik menjadi Sultan Sambas sampai tahun 1984.
  • 17 April 1945 : Rakyat Banjarmasin mulai diwajibkan memberi hormat dengan membungkukkan badan kepada setiap tentara Jepang baik yang naik sepeda, mobil dan sebagainya.

10. Zaman NICA dan Federalisme

  • 1945 : Sultan Hamid II menjadi Sultan Pontianak VIII sampai tahun 1950.
  • 6 Mei 1945 : Pembentukan TRI pasukan MN 1001, MKTI (MN=Muhammad Noor)
  • 2 September 1945 : Pemerintahan Sukarno-Hatta melantik Ir. H. Pangeran Muhammad Noor sebagai gubernur Kalimantan.
  • 17 Oktober 1945 : Penerjunan pertama pasukan payung Republik Indonesia di Desa Sambi, Arut Utara, Kotawaringin Barat (Palagan Sambi). Tanggal ini menjadi Hari Jadi Paskhas TNI AU.
  • 9 November 1945 : Pertempuran di Banjarmasin melawan Belanda.
  • 31 Januari 1946 : Di Yogyakarata, Presiden Sukarno menerima 32 pemuda Kalimantan[13]
  • 1946 : Pemerintahan perusahaan British North Borneo Company berakhir dan Sabah menjadi koloni dari British North Borneo sampai menjadi federasi Malaysia pada 1963.
  • 17 Mei 1949 : Proklamasi Kalimantan oleh Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan oleh Letkol. Hasan Basry (Pahlawan Nasional).
  • 1950 : Omar Ali Saifuddin III menjadi Sultan Brunei 1967.
  • 18 April 1950 : Pembubaran Dewan Dayak Besar, Dewan Banjar dan Federasi Kalimantan Tenggara.

11. Zaman modern

  • 14 Agustus 1950 : Pembentukan provinsi Kalimantan setelah bubarnya RIS dengan gubernur dr. Moerjani, tetap diperingati sebagai Hari Jadi Propinsi Kalimantan Selatan.
  • 23 September 1953 : Wafatnya Ratu Zaleha, putri Sultan Muhammad Seman, tokoh emansipasi wanita Kalimantan, sebelumnya diasingkan di Cianjur.
  • 4 Oktober 1956 : Sidang Kabinet memutuskan untuk memekarkan Propinsi Kalimantan menjadi tiga provinsi otonom.
  • 7 Desember 1956 : Kalimantan dipecah menjadi provinsi Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.
  • 23 Mei 1957 : Pembentukan provinsi Kalimantan Tengah dimekarkan dari Kalimantan Selatan.
  • 8 Desember 1962 : Revolusi Brunei pecah yang dipimpin oleh Yassin Affandi dan pemberontak bersenjatanya (Tentara Nasional Kalimantan Utara).
  • 1963 : Sabah dan Sarawak bergabung dalam federasi Malaysia.
  • 1967 : Haji Hassanal Bolkiah Mu'izzaddin Waddaulah menjadi Sultan Brunei XXIX hingga kini.
  • 4 Januari 1979 : Brunei dan Britania Raya telah menandatangani Perjanjian Kerjasama dan Persahabatan.
  • 1 Januari 1984 : Brunei Darussalam telah berhasil mencapai kemerdekaan sepenuhnya.
  • 1984 : Pangeran Ratu Winata Kusuma sebagai kepala rumah tangga Kesultanan Sambas.
  • 12 Mei 1984 : Penetapan Taman Nasional Tanjung Puting oleh Menteri Kehutanan Republik Indonesia.
  • 1999 : Haji Aji Muhammad Salehuddin II menjadi Raja Kutai Kartanegara XXI hingga kini.
  • 26 Mei - 29 Mei 2008 : Rakernas I Majelis Adat Dayak Nasional di Palangkaraya menuntut Otonomi Khusus untuk Kalimantan

12. Referensi

  1. borneo
  2. borneol definition
  3. 'Baru nah'
  4. (ms)Johannes Jacobus Ras, Hikayat Banjar diterjemahkan oleh Siti Hawa Salleh, Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka, Lot 1037, Mukim Perindustrian PKNS - Ampang/Hulu Kelang - Selangor Darul Ehsan, Malaysia 1990.
  5. ^ (id) Amir Hasan Kiai Bondan, Suluh Sedjarah Kalimantan
  6. Characteristics of the Diocese Diocese of Palangka Raya
  7. R. Suntharalingam, The British in Banjarmasin: An Abortive Attempt in Settlement 1700-1707
  8. Buginese on Borneo
  9. (id) Rosihan Anwar, Sejarah kecil "petite histoire" Indonesia, Jilid 1, Penerbit Buku Kompas, 2004 ISBN 979-709-141-4, 9789797091415
  10. (id) Th. van den End, Ragi Carita 1, Jilid 1 dari Ragi carita: sejarah gereja di Indonesia, BPK Gunung Mulia, 1987, ISBN 979-415-188-2, 9789794151884
  11. (id) Tamar Djaja, Pustaka Indonesia: riwajat hidup orang-orang besar tanah air, Volume 2, Bulan Bintang, 1966
  12. (en) A. B. Feuer, Australian commandos: their secret war against the Japanese in World War II, Stackpole Military history series, Stackpole Books, 2006, ISBN 0-8117-3294-0, 9780811732949
  13. [http://books.google.co.id/books?id=QrL5g_wp3i8C&lpg=PA42&dq=balikpapan%20banjarmasin&pg=PA43#v=onepage&q=balikpapan%20banjarmasin&f=true (id) Pramoedya Ananta Toer, Koesalah Soebagyo Toer, Ediati Kamil, Kronik revolusi Indonesia, Volume 1, Kepustakaan Populer Gramedia, 1999 ISBN 9799023270, 9789799023278]. Diakses 3 September 2010

Selasa, 06 Agustus 2013

RUMAH RADAKNG DAYAK DIRESMIKAN GUBERNUR CORNELIS

Gubernur Kalbar Resmikan Pusat Kebudayaan Dayak Gubernur Kalbar resmikan rumah adat Dayak Rumah Radakng 
DP, Pontianak- Rumah adat Dayat terbesar di Kalimantan ‘ Rumah Radakng’ akhirnya diresmikan Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis.

Dihadiri ratusan undangan, baik lokal hingga luar negeri, rumah adat yang memiliki panjang 138 meter dan tinggi 7 meter itu akan menjadi pusat budaya masyarakat, terutama bagi suku adat Dayak Kalbar.

Peresmian tersebut sekaligus juga menandai dibukanya pekan Gawai Dayak ke-28 tahun 2013.

Gubernur Kalbar, Cornelis, mengungkapkan, Radakng tidak saja menjadi pusat pengembangan budaya tapi menjadi pusat masyarakat dalam menyalurkan aspirasi seni dan budaya kreatif.

“Jadi rumah adat ini bisa dimanfaatkan untuk kegiatan budaya yang positif. Pemerintah sudah mengakomodir kegiatan kebudayaan untuk mengenal lebih dekat setiap budaya yang ada. Apalagi, Radangk dibangun di kawasan kampung budaya. Tidak hanya membangun rumah adat Dayak tapi juga rumah adat Melayu,” paparnya.

Pembangunan kampung budaya ini untuk memusatkan segala bentuk kegiatan budaya Kalbar.

“Kita ingin pusat budaya ini juga menjadi ajang perekonomian bagi masyarakat,” ucap Gubernur.

Cornelis berpesan agar menjaga rumah adat Radakng tersebut dan dimanafaatkan sebaik mungkin untuk kesenian serta kebudayaan.

“Harus dikelola dengan baik dan manfaatkan area ini untuk kegiatan budaya positif,” kata Cornelis.

Rumah Radakng ini akan menjadi aset wisata yang bisa dimanfaatkan untuk menarik minat wisatawan asing.  Nantinya, para wisatawan bisa berkunjung dan melihat lebih dekat rumah Radangk seperti apa.

“Ini bisa menjadi aset wisata kita. Kalbar harus memiliki pusat budaya untuk menarik minat wisatan datang. Kita ingin melasarikan budaya lokal dengan membuat kawasan wisata seperti kampung budaya ini,” kata Ketua DPD PDIP Kalbar ini.

Peresmian rumah adat Radakng juga ditandai dibukanya gawai dayak selama tiga hari mendatang.

Gawai Dayak salah satu kegiatan besar masyarakat Dayak yang bertujuan untuk mengucap syukur atas berkah yang sudah dicapai selama ini.

“Ini adalah kekayaan daerah Kalbar yang harus dilestarikan. Saya berharap, kegiatan ini dinikmati bersama, tidak hanya masyarakat Dayak tapi seluruh masyarakat yang ada di Kalbar.

Sementara Ketua Panitia Peresmian Rumah Adat Radangk, Ahi, menuturkan, Radangk akan menjadi simbol budaya yang pastinya menarik minat pengunjung dari luar Kalbar.

“Desain menampung 600 orang di ruang utama. Sementara halaman yang ada kita juga desain cukup luas yang bisa digunakan untuk aktivitas budaya,” ungkap Ahi.

Kebanggaan juga diungkapkan para pengunjung. Pengunjung kebanyakan adalah masyarakat Dayak yang sengaja datang bersama keluarga untuk melihat keindahan rumah Radangk tersebut.

Seperti diungkapkan Nikolius Taning (45) dan Albert (39). Mereka yang datang dengan keluarga masing-masing ini bangga dengan arsitektur bangunan.

Mereka sengaja datang dari Kabupaten Kubu Raya karena penasaran melihat lebih dekat kemegahan bangunan luas itu.

“Megah sekali yaa. Luas dan modern tapi tidak menghilangkan sentuhan adatnya. Luar biasa. Kami sebagai masyarakat Dayak pasti bangga karena sudah ada rumah adat di tengah kota yang bisa kita banggakan. Bukan hanya untuk kami saja tapi untuk seluruh masyarakat Kalbar,” paparnya. 

Jumat, 02 Agustus 2013

BINA IMAN ANAK PERSPEKTIF IMAN KATOLIK


 BINA IMAN ANAK PERSPEKTIF IMAN KATOLIK

Saudara terkasih, betapa pentingnya kasih sayang yang kita curahkan kepada anak-anak, cinta kita lebih berarti dari uang. Perhatian, kasih sayang, masih kurang jika tidak mau memperlajari perkembangan anak tersebut. Perlu diingat masa kecil adalah landasan pendidikan (Iman, perilaku, budi pekerti, dll) untuk masa depannya, jadi sangatlah penting. Kami sekedar merangkum tulisan perkembangan anak 3-5, 6-8, 9-11 tahun, dan apa yang harus kita lakukan dalam perkembangan anak tersebut. Banyak keluarga sekarang lebih memberi beban pada pengasuh ... itu salah, kasih sayang kita sebagai keluarga lebih dibutuhkan.
Perkembangan dan Implikasi untuk Pembinaan Anak 3-5 tahun. 

Perkembangan Fisik
1. Sangat aktif, selalu bergerak, fisik anak akan bertumbuh dengan pesat.
2. Ia lebih suka melakukan sesuatu daripada menjadi penonton.
3. Ia belum dapat tahan pada aktivitas yang terlalu lama.
4. Bertumbuh dengan pesat; otot besar berkembang lebih dulu daripada otot kecil.
5. Mudah terserang penyakit.

Implikasi Pembinaan
1. Ruangan Sekolah Minggu sebaiknya tidak sempit.
2. Sediakan waktu untuk mengambar memilih nyanyian dengan gerakan, permainan jari, drama.
3. Menyusun acara SM yang bervariasi, cerita Alkitab 5-10 menit saja.
4. Pekerjaan yang halus (mengunting) belum dapat dikerjakan dengan teliti.
5. Perhatikanlah anak yang kurang sehat.

Perkembangan Sosial
1. Egosentris, belum melihat dan mengerti orang lain.
2. Orientasi utama ialah terhadap keluarga (orang tua, kakak, adik).
3. Menuntut perhatian, ingin dipuji.
4. Membutuhkan dukungan.
5. Maju dalam hal bermain bersama anak lain.

Implikasi Pembinaan
1. Berilah cukup perhatian kepada setiap anak; sebaiknya mereka duduk dalam lingkaran.
2. Kenalkan orang tua dari setiap anak kecil, kunjungilah keluarganya. Bercerita mengenai keluarga dalam Alkitab.
3. Pujilah dia, asal jangan berlebihan.
4. Apa yang benar dan baik dapat didukung.
5. Berilah kesempatan bergaul dengan kawan sebaya.
6. Setialah pada kelasmu, jangan terlalu banyak ganti guru. Berilah batas-batas tertentu dalam SM tetapi terbuka juga untuk perubahan.

Perkembangan Mental
1. Pengertian akan kata-kata bertambah tetapi masih terbatas.
2. Pengertian tentang jarak dan waktu masih sangat terbatas.
3. Daya tahan konsentrasi sangat terbatas.
4. Mengerti hal yang nyata.
5. Dapat menghafal tetapi belum mengerti artinya dan juga cepat lupa.
6. Memberi respon terhadap rangsangan intelek.
7. Belajar melalui menirukan orang lain.
8. Selalu ingin tahu.
9. Daya khayal kuat, kadang-kadang sulit membedakan kenyataan dan khayalan sangat kreatif, suka membuat cerita sendiri.
10. Belajar melalui semua panca indera; melihat, meraba, merasa, mencium,mendengar.

Implikasi Pembinaan
1. Pakailah kata-kata yang sederhana, ulangi kata-kata baru, ucapan perlu jelas.
2. Tidak usah menyebut kilometer atau fakta sejarah.
3. Minta perhatian untuk waktu tertentu saja, kemudian ganti aktivitas.
4. Berbicaralah hal yang konkrit.
5. Bahan hafalan (doa, nyanyian, ayat Alkitab) harus jelas dan sederhana, sering diulangi dan dibahas ulang, sehingga pengertian bertambah.
6. Pakailah kata-kata baru, nyanyian baru (yang sederhana).
7. Jadilah teladan yang dapat ditiru. Hentikanlah kelakuan anak yang kurang baik, sebelum dicontoh oleh anak lain.
8. Jawablah dengan sabar semua pertanyaan.
9. Dengarkanlah baik-baik kalau seorang anak kecil bercerita untuk mengerti alam pikirannya. Cegahlah kalau berlebihan. Pakailah daya khayal dalam drama spontan.
10. Susunlah ruangan sedimikian dan bawa alat peraga, supaya ada rangsangan untuk panca indera.

Perkembangan Emosional
1. Emosi yang dialami pada umur ini sangat kuat, tetapi kesanggupan untuk mengontrolnya belum begitu berkembang.
2. Emosi anak kecil belum stabil dan sering berubah, mudah menangis, mudah tertawa.
3. Anak kecil sering mengalami rasa takut. Rasa takut ada emosi yang wajar dalam proses berkembang.
4. Anak kecil bisa marah dan meledak, kalau terlalu banyak halangan dan larangan.
5. Dapat menunjukkan rasa jengkel, kalau merasa dirinya sanggup, padahal belum. Akibatnya kecewa dengan hasil pekerjaannya.
6. Mudah iri hati, kalau anak lain diperhatikan khususnya adik yang masih kecil.
7. Sering menangis sambil meminta sesuatu.
8. Senang dalam alam semesta, mengagumi bunga, binatang, pemandangan.
9. Senang dengan makanan enak.
10. Dapat sayang kepada orang yang dekat kepadanya, juga dapat menunjukkan belas kasihan kepada anak lain.

Implikasi Pembinaan
1. Ciptakanlah suasana yang tenang, tetapi gembira. Sebagai orang dewasa perlu mengontrol emosi sendiri.
2. Kalau emosi negatif, tunjukkan perngertian, kemudian coba membelokkan emosi itu kearah yang positif: berikanlah aktivitas baru.
3. Hiduplah dekat pada anak untuk mengetahui apa yang ditakuti dan lindungi dia. Berilah penjelasan kalau yang ditakuti tidak beralasan. Jangan sekali-kali menakut-nakuti anak supaya tunduk.
4. Berilah seperlunya saja larangan serta penjelasan. Ledakan/tangisan jangan dibiasakan sebagai senjata/alat untuk mendapatkan sesuatu yang diingini.
5. Memberanikan untuk mengerjakan sesuatu tanpa mengharapkan hasil yang sempurna; perhatikan setiap pekerjaan dengan interes sekalipun belum sempurna.
6. Berilah pengertian, perhatian dan kasih; mengajak untuk berbuat baik terhadap anak lain atau anak kecil lain.
7. Berilah petunjuk bahwa ia boleh minta, tanpa menangis/paksaan.
8. Ajarlah bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Allah, sehingga anak belajar memuji Allah.
9. Ajarlah untuk berterima kasih atas segala makanan.
10. Biarkanlah dia mengekpresikan rasa sayang kepada anak lain; ajarlah dia berdoa buat teman lain.

Perkembangan Rohani
1. Mudah percaya.
2. Ikut kepercayaan orang tuanya.
3. Mulai membedakan yang benar dan yang salah.
4. Mengasihi Allah sebagai Pencipta dan Pemberi segala sesuatu yang baik, sebagai Tuhan yang dapat menolong.

Implikasi Pembinaan
1. Apa yang diajar harus benar, agar layak dipercaya/tidak menyesatkan.
2. Orang tua harus menjadi teladan yang baik. Guru SM mengusahakan hubungan yang baik dengan orang tua anaknya.
3. Ajarlah bahwa Allah mau supaya kita melakukan yang baik, Tuhan mau mengampuni kesalahan kita.
4. Memimpin anak untuk menyembah Allah sebagai Pencipta, Pembinam, Penolong.

Perkembangan dan Implikasi untuk Pembinaan Anak 6-8 tahun.
 
Perkembangan Fisik
1. Bertumbuh pesat, lengan dan kaki panjang tungkai kurus, kemudian jadi gemuk.
2. Gigi susu ganti gigi tetap.
3. Penuh energi, suka bergerak dan aktif sekali, lama-kelamaan keaktifan lebih terarah.
4. Masih senang berlari-lari.

Implikasi Pembinaan
1. Perlu makanan yang bergizi, dan cukup banyak istirahat, aktivitas ramai berselang-seling dengan aktivitas tenang.
2. Jagalah terhadap gula-gula/permen.
3. Latihlah, melalui permainan sepak bola atau permainan lain, berenang, dsb.
4. Permainan dibutuhkan sebagai selingan belajar, bekerja, dan bermain harus seimbang.

Perkembangan Sosial
1. Masih merasa dekat dengan orang tua. Senang dalam keluarga mereka.
2. Hormat dan segan kepada guru.
3. Dapat menyesuaikan diri dengan teman sebaya, sifat egosentris mulai hilang dan diganti dengan kesanggupan untuk mengerti.
4. Belajar berdiri sendiri, bila perlu membela diri.
5. Kurang sabar terhadap anak kecil.
6. Belum tahu "kalah dengan hormat".

Implikasi Pembinaan
1. Carilah kontak yang baik dengan orang tua. Kunjungilah keluarga mereka.
2. Janganlah mengecewakan mereka.
3. Berilah banyak kesempatan untuk bergaul dengan teman sebaya, ajarlah agar saling mengerti.
4. Guru harus dekat dengan mereka bila mereka bertengkar, ia perlu berfungsi sebagai jembatan perdamaian.
5. Ajarlah mereka untuk mengerti anak kecil.
6. Belum waktunya untuk mengadakan banyak perlombaan, lebih baik mengajarkan kerja sama.

Perkembangan Mental
1. Konsentrasi tahan lebih lama, mereka sanggup mengikuti pelajaran di sekolah sampai 43 menit.
2. Dapat mengikuti instruksi guru dan mengerjakan tugas tertentu.
3. Bertumbuh dalam hal tanggung jawab karena dapat lebih mengerti.
4. Senang mendengar cerita, meskipun sudah dapat membaca.
5. Belajar membaca, menghitung, menulis.
6. Belum mengerti hal yang abstrak. Cara berfikir berdasarkan hal yang konkrit.
7. Belum mempunyai pendapat sendiri, masih bergantung dari pendapat orang dewasa, orang tua, guru.

Implikasi Pembinaan
1. Mengharapkan/antisipasi mereka untuk duduk tenang selama bercerita, kemudian diberi kesempatan untuk bergerak.
2. Berilah tugas, seperti mengulangi ayat hafalan atau cerita.
3. Berilah tanggung jawab sesuai kemampuan.
4. Jadikanlah cerita Alkitab pusat pelajaran di SM.
5. Pakailah alat peraga dengan huruf yang jelas.
6. Pakailah kara-kata dan contoh-contoh berdasarkan hal yang konkrit dan sederhana.
7. Tidak harus ditawarkan banyak keputusan. Berilah contoh yang baik dalam kelakuan dan perkataan, dan menantikan mereka meniru contoh itu.

Perkembangan Emosional
1. Lebih stabil, tetapi mudah gelisah, gugup, kadang-kadang putus asa.
2. Pada permulaan anak merasa kuatir, belum bisa, lama-kelamaan lebih yakin akan diri sendiri.
3. Kurang sabar terhadap diri sendiri.
4. Membesar-besarkan.
5. Dapat merasakan perasaan teman lain juga perasaan orang tua.

Implikasi Pembinaan
1. Usahakan suasana yang tenang, ramah. Anak tidak boleh ditertawakan.
2. Berilah tugas yang tidak terlalu sulit. Memberanikan anak dalam segala hal yang terasa sulit.
3. Ajarlah dia bekerja dengan tenang dan menyelesaikan apa yang dimulai dengan teliti.
4. Membetulkan fakta tanpa mempermalukan.
5. Ajarlah dia untuk mengekspresikan rasa sayang dan juga menolong kawan dalam kesulitan, termasuk orang tua.

Perkembangan Rohani
1. Mereka senang datang ke SM.
2. Kenal akan Allah, mulai bertanya tentang surga, neraka dan kematian.
3. Senang menghafal ayat firman Tuhan.
4. Sudah sadar akan dosa.
5. Mengasihi Yesus sebagai teman dan penolong.
6. Mereka memiliki iman sederhana, dan dapat dibimbing untuk menerima Tuhan Yesus.
7. Anak umur ini seperti tanah liat kalau menerima firman Tuhan, tetapi seperti batu yang keras dalam memegang apa yang telah diterima.

Implikasi Pembinaan
1. Jagalah supaya kesenangan ini tetap melalui persiapan yang matang dan pelajaran yang menarik, suasana kasih, tertib.
2. Jawablah setiap pertanyaan dengan jujur.
3. Berilah ayat hafalan setiap pelajaran. Jagalah bahwa ayat tidak terlalu sulit/panjang.
4. Ajarlah bahwa Tuhan membenci dosa, tetapi mengasihi anak berdosa dan bersedia mengampuni.
5. Ajarlah banyak tentang Tuhan Yesus.
6. Memberi kesempatan untuk dapat menerima Tuhan Yesus secara pribadi.
7. Ajarlah hal yang besar dengan cara terbaik karena mereka mengalami masa perkembangan yang baik sekali untuk "menerima dan memegang".

Perkembangan dan Implikasi Pembinaan Anak 9-11 tahun

Perkembangan fisik:
1. Aktif/penuh kegiatan, badan kuat dan seimbang, suka mengembara di alam terbuka, senang berolah raga.
2. Tertarik kepada orang yang kuat dan cakap, olahragawan sebagai pahlawan tetapi juga tokoh-tokoh yang berhasil di bidang lain.
3. Lebih senang bermain daripada bekerja, khususnya kalau pekerjaannya tidak sesuai dengan selera.
4. Suka berkelahi karena bersaing.
Implikasi Pembinaan:
1. Berilah kesempatan untuk petualangan, tantanglah dia melalui aktivitas di alam terbuka, berilah kesempatan berolah raga sesuai dengan kesanggupan yang ada.
2. Ceritakanlah tentang pahlawan-pahlawan iman dari Alkitab yang "berhasil", meskipun mereka juga menderita.
3. Tantanglah mereka, supaya mereka selesaikan pekerjaan dengan sebaik mungkin, kemudian mereka diijinkan bermain.
4. Mengadakan perlombaan yang kreatif, dan ajarlah konsep "kalah dengan hormat".
Perkembangan Fisik
1. Masih tunduk terhadap pemimpin, tetapi coba mengujinya melalui memberontak.
2. Rindu pemimpin yang tegas, berani dan berwibawa.
3. Akan mendendam kalau diperlakukan tidak adil.
4. Setia kawan, suka berkelompok dalam "gang". Anak yang kurang berani atau kurang kuat dijauhkan.
5. Mulai tertutup terhadap orang tua, tahu menyimpan rahasia.
6. Mulai menjauhi jenis kelamin lain.
Implikasi Pembinaan
1. Jadilah pemimpin yang cerdas dan yakin (persiapan yang memadai) dan mempertahankan disiplin dan suasana saling menghormati dalam kelas.
2. Tantanglah mereka, sebelum mereka menantangmu! Kewibawaan berasal dari hidup berdisiplin sendiri dan bergaul dengan Tuhan.
3. Memperlakukan mereka dengan adil.
4. Cobalah untuk mengenal dan memenangkan "kepala" kelompok, supaya dia menjadi penolong. Ajarlah mereka memperhatikan anak-anak yang lemah.
5. Cobalah untuk mendapat kepercayaan mereka tanpa memaksa mereka. Jadilah teman mereka, kakak!
6. Biarlah mereka duduk terpisah, tapi jagalah suasana saling menghormati.
Perkembangan Mental
1. Konsentrasinya baik, mudah menghafal.
2. Suka akan penyelidikan, berusaha mencari jawaban sendiri.
3. Ingin mengetahui tentang negara dan kebudayaan negara lain.
4. Memperkembangkan pendapat sendiri.
5. Senang mengadakan koleksi, misalnya perangko, kupu-kupu, serangga, ...
6. Mempunyai pengertian tentang keadilan.
7. Ingin bebas, menentang paksaan.
8. Biasanya percaya diri.
Implikasi Pembinaan
1. Merencanakan bahan hafalan yang berguna.
2. Mereka dapat diaktifkan untuk mencari jawaban sendiri dalam Alkitab atau bacaan lain.
3. Sajikan cerita misi dan cerita-cerita dari orang Kristen di negara lain.
4. Berilah kesempatan untuk bertanya, berdiskusi.
5. Memberanikan mereka untuk membagikan pengalaman tentang koleksi mereka.
6. Berlakulah adil dalam segala hal, menekankan keadilan dan sifat adil dari Tuhan.
7. Berilah kebebasan tanpa menghilangkan disiplin.
8. Meskipun mereka tampak yakin dan berani, ajarlah mereka supaya hidup bergantung dari Tuhan.
Perkembangan Emosional
1. Mereka masih senang diperhatikan, tetapi canggung menerima kasih yang dinyatakan secara terang-terangan.
2. Mereka biasanya merasa aman; tidak banyak hal yang menakutkan mereka. Dan kalau takut, mereka segan mengakuinya.
3. Dapat cepat marah, tetapi emosi marah tidak lama.
4. Senang humor, tetapi kadang-kadang tidak tahu batas dan menyakiti orang lain dengan lelucon yang tidak pada tempatnya.
Implikasi Pembinaan
1. Berilah perhatian pribadi kepada mereka, tanpa menonjolkan perhatian itu di depan kawan sebaya mereka.
2. Coba mengerti, dimana ada segi-segi yang membuat mereka merasa kurang aman, bicarakanlah tentang hal itu tanpa memancing pertanyaan, berilah kenyataan saja.
3. Tetap tenang, meskipun kena letusan marah, baru berbicara, kalau rasa marah berkurang.
4. Jangan tunjukkan sikap terlalu serius, pakailah humor di mana mungkin, tetapi ajarlah juga di mana batasan lelucon; ajarkan mereka ikut merasakan perasaan orang lain.
Perkembangan Rohani
1. Banyak pertanyaan tentang hidup sebagai orang Kristen, apa yang tidak boleh.
2. Masih senang datang ke Sekolah Minggu, khususnya kalau boleh aktif dan senang dengan guru.
3. Senang dengan cerita Alkitab tentang pahlawan iman dan sejarah bangsa Israel.
4. Suka melakonkan drama spontan, juga menyanyi dalam koor.
5. Tidak terlalu beremosi dalam kerohaniannya.
6. Terbuka terhadap perkara-perkara rohani, dan dapat diajar tentang pertobataan dan keselamatan.
7. Mereka tahu akan akibat dari perbuatan yang tidak baik/dosa dan takut akan akibat itu.
8. Sering mereka menetapkan tujuan moral yang terlalu tinggi.
9. Anak besar membutuhkan dorongan untuk membaca Alkitab pribadi tiap hari.
Implikasi Pembinaan
1. Pakailah segala kekayaan Alkitab khususnya sepuluh Hukum, untuk menanamkan suatu patokan untuk hidup keKristenan mereka.
2. Berilah tanggung jawab kepada mereka sebanyak mungkin, ajarlah mereka supaya saling memperhatikan dan saling menolong secara aktif.
3. Kurikulum Sekolah Minggu untuk umur itu harus mengajar banyak tentang pahlawan iman.
4. Berilah kesempatan untuk ekspresi kreatif. Baik sekali kalau diadakan koor.
5. Kalau menantang mereka, umpamanya untuk bertobat, tidak usah merangsang emosi.
6. Berilah pengetahuan dan kesempatan untuk bertobat dan diselamatkan.
7. Berilah pengertian bahwa dosa dapat dihapus oleh darah Tuhan Yesus Kristus dan bahwa akibat dosa boleh diserahkan kepada Tuhan.
8. Ajarlah mereka hidup sesuai dengan patokan Tuhan yang juga memberi kekuatan untuk berbuat baik.
9. Berilah dorongan secara positif: Firman Tuhan adalah"makanan tubuh rohani kita". Kalau ingin menjadi kuat, harus membaca. Memperkenalkan bahan untuk waktu teduh.