Selasa, 02 April 2013
SEJARAH KERAJAAN LANDAK
09.56
No comments
KERAJAAN LANDAK
A. Sejarah berdirinya
Sejarah
berdirinya kerajaan landak hanya berdasarkan cerita rakyat yang di
sampailkan dari mulut ke mulut. Adapun cerita tentang berdirinya
kerajaan ini adalah sbb:
Adalah
berawal dari seorang yag bernama Raden kusumntri indra ningrat atau
abhiseka ratu brawijaya angka wijaya, tetapi di landak lebih di kenal
dengan sebutan ratu sang nata pulang pali. Beliau adalah seorang
keturunan raja majapahit di jawa. Pada zaman dulu beliau beserta
rombongannya berlayar dari jawa ke kalimantan dengan sebuah rakit
melewati ketapang,beliau berjalan menyusuri sungai kapuas, kemudian
menyusuri sungai landak kecil dan berhenti di kuala mandor.
Di
daerah inilah , kepada penduduk setempat ratu sang nata pulang pali
membagi-baikan garam. Penduduk setempat merasa gembira mendapat
pembagian garam tersebut. Maka dengan senang hati penduduk brgotong
royong membantu sang nata pulang pali untuk mendirikan sebuah kerajaan
di ningrat batur.
Setelah
mendirikan istana, beliau menikah dengan putri kalimantan asli yang
bernama putri dara hitam. Dari pernikahan inilah yang nantinya lahir
anak mereka yang di beri nama Ismahaya.
Ternyata
pernikahan antara sang nata pulang pali dengan putri dara hitam tidak
berlangsung lama. Hal ini di sebabkan adanya peristiwa terbunuhnya orang
tua(ayah) dara itam yang bernama patih tega temuka oleh orang-orang
dari kerajaan baiju.
Mengetahui
hal ini, puteri dara itam sangat sedih hatinya, dia mohon kepada sang
raja(suaminya) untuk mengambil tengkorak ayahnya.
Kerena
cintanya raja pulang pali kepada puteri dara itam sangat besar, maka
dikabulkanlah permintanya itu. Seluruh pasukan perang dikerahkan untuk
mengambil kembali tengkorak ayah putri dara hitam. Segala usaha telah
dilakukan tetapi hasilnya nihil.semua tidak bisa membawa kembali
tengkorak yang diinginkan.
Raja
pulang pali hampir putus asa. Akhirnya beliau mengeluarkan satu
syembara. Isi dari syembara tersebut adalah “ siapa yang bisa mengambil
tengkorak patih tega temuka, beliau berjanji akan memenuhi apapun hadiah
yang di minta’’.
Ada seorang pemuda yang bernama Ria Sinir dia sangat tertarik
dengan syembara tersebut. Tidak pikir panjang lagi, ia pun langsung
mengikuti syembara tersebut untuk menemukan tengkorak yang di maksud.
Pada
zaman itu, membunuh orang adalah hal biasa. Memenggal kepala(mengayau)
orang sakti seprti: kepala suku, raja, adalah hal yang sangat di
dambakan. Kerena menggap tengkorak orang itu mempunyai khasiat penting
dalamkehidupan suku dayak. Apa lagi itu keepunyaan orang sakti. Mereka
percaya, jika tengkorak hasil kayuan itu hilang, maka hilanglah segala
khasiat dan kemujurun hidup seluruh sukunya.
Riya
sinir tahu hal itu. Maka dicarilah tengkorak patih tega temuka kerajaan
suku dayak yang saat itu rajanya terkenal suka mengayau. Ternyata benar
apa yamg diperkirakan. Tengkorak patih tega temuka disimpan dalam
pondik istana dan di jaga ketat. Maka dicarilah cara yang paling tepat untuk untuk bisa mengambil tengkorak tersebut.
Pada
malam hari, ria sinir menghambur-hamburkan uang logam, di tempat
orang-orang suku dayak itu menimba air, selain itu juga mengikatkan uang
logam itu di pohon-pohon yang beracun. Sementara menunggu pagi datang
ria sinir mengayuh perahunya lebih k hilir, supaya tidak di ketahui oleh
orang kampung itu.
Pada
pagi harinya orang-orang kampung datang mengambil air. Betapa kagetnya
mereka melihat uang-uang berhamburan di tempat pengambilan air itu.
Karena senangnya, mereka pulang memberi tahu hal itu kepada seisi rumah.
Maka berduyun-duyunlah seluruh isi kampung datang memungut uang yang
berhamburan itu.
Belum
puas mereka mengambil uang yang bertamburan di tanah, mereka menebang
pohon yang juga banyak uang bergantungan, kayu itu di potong-potong.
Racunnya telaah jatuh ke sungai. Maka banyaklah ikan yang timbul dan
mati kena racun pohon itu. Mereka lapa akan pondok yang harus di jaga
ketat kerena berisi tengkorak orang sakti.
Kesempatan
itu tidak di sia-siakan oleh ria sinir. Sementara orang-orang sibuk
memungut uang dan iakan, ria sinir dengan tenag mengangkat tempayan yang
berisi tengkorak patih tega temuka. Dengan hati-hati, tempayan itu di
bawa ke perahu yang sudah dipersiapkan.
Perahu
dikayuh dengan sekuat tenaga. Tak henti-hentinya perahu di kayuh,
akhirnya sampai juga ia ke istana raja pulang pali dengan selamat. Ria
sinir mengangkat tempayan berisi tengkorak. Tempayan itu di berikan
kepada raja pulang pali yang di saksikan oleh puteri dara hitam.
Betapa
leganya hati puteri dara hitammelihat tengkorak ayahnya telah
ditemukan. Seisis istana turut bergembira. Begitu pula raja pulang pali.
Namun
kegembiraan itu segera sirna. Ratu pulang pali teringat akan janjinya
sewaktu mengumkan syembara. Beliau harus mengabulkan permintaan hadiah
bagi si penemu tengkorak ayah puteri dara hitam.sedangkan yang menemukan
tengkorak itu ada di depannya.
Perkataan
seorang raja tidak bisa dirubah. Janji harus di tepati. Hal itu untuk
menjaga kewibawaan seorang raja. Maka dihadapan putri dara itam dan
semua pegawai kerajaan, riya sinir tanya apa hadiah yang di minta.
Betapa
kagetnya raja pulang pali mendengar tuntuntan hadiah dari riya sinir.
Ternyata tuntutan hadiah itu adalah sang permaisuri raja yaitu puteri
dara itam. Sang raja hampir pingsan. Hatinya sanagat kecewa. Namun ,
meskipun hatinya sangat sedih kerena tuntutan tersebut, tetapi hal ini
harus dikabulkan dan direlakan.sejak peristiwa itu, raja pilang pali
berpisah dengan puteri dara itam, meskipun pada saat itu putri dara itam
sedang mengandung putera mahkota yang akan menggantikannya kelak, yang
setelah lahir di beri nama Ismahayana mulai saat itu sang raja pulang
tidak terceritakan lagi.
Selanjutnya
ria sinir dan puteri dara itam meninggalkan ningrat batur. Mereka
mendirikan kerajaan di munggu. Pusat pemerintahan inin terletak di
persimpanagn antara sungai landak dan sungai banyuke. Oleh kerena itu,
kemudian di kenal dengan kerajaan landak.
Setelah
mwndirikan kerajaan di munggu, dara itam melahirkan ismahaya. Sejak
kecil ismahayay telah di didik untuk menjadi seorang raja. Dialah yang
di percaya untuk menduduki tahta kerajaan, di kerajaaan yang didirikan
oleh orang tuanya. Setelah dewasa, diserahkan tahta kerajan itu
sepenuhnya kepada ismahaya.
B. Islam pertama di kalimantan barat
Dara
itam melahirkan anak yang di kandungnya dari hasil pernikahnya dengan
raja pulang pali dan memeberinya nama Ismahaya, Ismahaya diserahkan
kepada raja pulang palai. Setelah raja pulang pali wafat kedudukannay di
gantikan oleh ismahaya sebagai raja dengan gelar dipati karang tua.
Dipaati karang tua menikah dengan nyi mas limbai sari, anak dari patih
wira denta. Nyi mas limbai sari mempunyai gelar Ratu permaisuri sari
ayu. Selanjutnya raja adi pati karang tanjung tua memindahkan pusat
kerajaan ningrat batur dari tepian sungai mandor ke kampung munggu yang
letaknya di tepian persimpangan sungai landak dan sungai menyuke.
Pada
masa adi pati karang tua, agam islam mulai berkembang di kerajaan
landak. Bahkan kemudian raja adipati karang tanjung tua memeluk agama
islam dan mempunyai gelar abdul kahar. Dengan demikian dapat di katakan
bahwa raja adipati karang tanjung tua adalah sebagai kerajaan islam
pertam di kalimantan barat dan kerajaan landak sebagai kerajaan islam
pertam di kalimantan barat.
Pada
masa pemerintahan raja abdul kahar, mengadakan perjanjian dengan dua
orang anak dari ria sinirdan dara itam yang bernama ria jambi dan ria
kantuk. Antara raja abdul kahar dan dengan ria jamb dan ria kantuk
merupakan saudara satu ibu namun beda bapak. Isi perjajiannya: “ bahwa
apabila dari pihak abduk kahar sebagai abang yang mengadakan perkawinan
maka pihak adik-adiknya yaitu ria jambi dan ria kantuk harus menyumbang
beras segantang, pulut segantang dan seekor ayam untuksetiao kepala
keluarga serta mengakui dari pihak abanglah yang secara turun-temurun
menjadi raja” perjanjian antara kakak beradik itu diakhiri dengan
upacara”buang-buang batu” di muara sungai menyuke sambil mengucapkan
kata-kata berbunyi:’’ kedua belah
pihak dilarang berbuat salah, siapa yang berbuat salah, maka akan
mendapat bala dan apabila dari pihak kakaknya yang bersalah maka pihak
adik tidak boleh dengan segera mengambil tindakan” sumpah di atas sering disebut sumpah buang batu( pembayun 1999:14-16).
D. Munculnya Nama Kerajaan Landak
Menurut
cerita rakyat, pada masa pemerintahan Raja adi mas, kerajaan landak di
seramg wabah penyakit sehingga raja mas adi memindahkan pusat kerajaan
landak dari kampung munggu ke Jeriji.
Kemudian pusat kerajan landak di pindahkan lagi oleh raja mas adi dari
jeriji ke Bandung( sekitar 2 km dari ngabang). Di tempat barunya, raja
mas adi merasa tidak cocok sehingga memindahkan lagi pusat kerajaan dari
bandung ke ngabang yang letaknya di tepi sungai landak. Ngabang menjadi
ibukota kerajaan landak yang terakhir setelahsebelumnya sempat
berpindah-pindah tempat.
Mengenai
asal-usul landak, menurut lontaan dikatakan bahwa nama kerajaan landak
bersal dari nama sebuah sungai yang ada di tepi keraton landak yaitu
sungai landak(llontaan, 1975:154). Namun ada cerita yang mengatakan
bahwa nama landak berasal dari hewan yang berduri yang terdapat di
daerah kerajaan landak sekarang ini. Di dalam kitab kartagama yang
ditulis empu prapanca(1365 M) pada masa pemerintahan prabu hayam
muruk(1350-1389 M) pada pupuh XIV bait 1 menyebut nama landak sebagai
kerajaan bawahan dari kerajaan majapahit.yang terletak di pulau tangjung
pura.
Dalam
sumber lain,yaitu buku induk lontar yang ditulis gusti sulung
lelalang(1942 M) dikatakan bahwa ketika pangeran kesuma agungmemerintah,
ibukota kerajaan angrat batur dipindahkan dari munngu ke bandung.
Kemudian pada masa pemerintahan pangeran nata kesuma, ibukota kerajaan
landak di pindahkan lagi dari bandung ke ngabang yang merupakan ibukota
kerajaan landak keempat dan terakhir.
Menurut
legenda, kerajaan landak menjadi terkenal kerena mempunyai pusaka
kerajaan bernama intan kobi, intan kobi inin menjadi rebutan oleh banyak
kalangan sampai-sampai sultan agung dari mataram menyerang kerajaan
matan dalam rangka untuk mendapatkan intan kobi( lontaan, 1975:158-159).
E. Hubungan Kerajaan Landak Dengan Kerajaan Yang Ada di Kalimantan Barat
a. Hubungan kerajaan landak dengan kerajaan matan
Salah
seorang kerajaan landak yaitu pangeran anom jaya kesuma memepunyai
seorang saudara perempuan bernama ratu masdjaitan yang bersuamikan
penembahan matan. Dati perkawinan tersebut, lahir tiga orang putera
yakni:
1. Giri Mustika bergelar Sultan muhammad syafuddin
2. Ratu surya kesuma, menikh dengan raja Tengah dari brunai
3. Gusti lekar, menikah denganutin periuk anak raja meliau.
Setelah
penembahan matan wafat, putera mahkota yang menggantikan kedudukan
sebagai penembahan matan masih kecil sehingga Ratu mas Djaitan
dinobatkan sebagai wakil Raja dengan gelar Rat sukada.
Pada
masa pemerintahan ratu sukadana, terjadi perang antara kerajaan matan
dengan Bupati kendal dari mataram. Atas titah sultan agung di mataram,
bupati kendal menyerang kerajaan Ratu sukadana pada tahun1622M. Dalam
peperangan itu Ratu sukadana kalah, sehingga ia di tawan dan di buang ke
pingit sampai meniggal . kemudian atas ijin dari Sultan agung mataram,
jenazah Ratu sukadana diperbolehkan dibawa kembali ke matan. Menurut
cerita , setelah jenazah Ratu sukadan kembali k matan, intan kobi yang
menjadi pusaka kerajaan landak kemudian di simpan di dalam kemaluan Ratu
sukadana sehingga intan kobi berubah nama menjadi “ intan Danau Raja”.
b. Hubungan kerajaan landak dengan kesultaan sambas
Hubungan
kekerabatan antara kerajaan landak dengan kesultaan sambas di mulai
sejak masa pemerintahan sultan pertama sambas yaitu raden sulaiman yang
bergelar Sultan muhammad Tsafiuddin I. Anak ketiga sultan sambas, yaitu
Raden Ratna Kumala dewi depersunting Raden demang pangeran dipanegara
putera dari pasangan adipati nata kesuma dan istrinya puteri Ratu Mas
adi bin Pngeran Anom Jaya Kesuma dari landak.
Perjodohan
ini kemudian melahirkan beberapa orang anak diantaranya adalah utin
kumala umar akamudin yang bergelar Marhum adil. Pasangan ini selanjutnya
menurunkan turun temurun anak keturunanya yang merintah sebagai sultan
di kesultaan sambas.
c. Hubungan kerajaan landak dengan kerajaan mempawah
Hubungan
kerajaan landak dengan kerajaan mempawah sudah di mulai sejak masa
pemerintahan opu daeng menambon. Hal ini ditandai dengan perjodohan
antara Ratu Bagus Nata Kesuma putera dari pangeran anom jaya kesuma dari
kerajaan landak dengan utin dramawan puteri dari apu daeng menambon.
Perjodohan itu melahirkan beberapa orang anak di antaranya adalah Gusti
Husin yang ber gelar Pngeran suta wijaya wakil raja kerajaan landak yang
memerintah tahun 1802-1807.
Hubungan kekerabatan antara kerajaan landak dan
mempawah kembali terjadi dengan perjodohan antara pangeran Ratu Gusti
Amiruddin Hamid putera dari penembahan Gusti Abdul Hamid raja landak ke
XXVIII dengan Pangeran utin Taufikiyah puteri dari Penembahan Gusti
Muhammad Taufik Akamudin. Perjodohan pasangan Gusti Amiruddin dan puteri
Taufikiyah di karunia lima orang anak, di mana anak pertama yaitu
putera sulung pasangan ini adalah gusti suryansyah Amiruddin, yang tahun
2000 di nobatkan sebagai Pangeran ratu landak ke XXX.
d. Hubungan kerajaan landak dengan kerajaan sanggau
Hubungan
kekerabatan kerajaan sangagu dengan kerajaan sanggau di muali sejak
masa pemerintahan Pangeran Kusuma Agung Muda Raja ke-XVI kerajaan landak
, yaitu ditandai dengan perjodohan antara Raden ijang yang menjadi
menantu di kerajaan sangagu.seterusnya. seterusnya puteri dari Raden
ijang, yait Rtua Ayu di persunting Raja kerajaan sanggau Abang Ahad atau
Abang Darujah atau Uju yang bergelar Sultan Ahad jamaludin. Pasangan
inilah yang menurunkan keturunan pemerintahan
kerajaan sangagu, dimana mereka dikarunia dua orang purta yang keduanya
menurunkan raja-raja sanggau, yaitu Abang Saka Sultan Muhammad
Kamaruddin dan Abang Sebilang hari Penembahan Ratu Suria Kusnat Negara.
Dari garis turun temurun inin pula terkait hubungan kekerabatan antara
kerajaan landak, kerajaan sangagu, kerajaan tayan dan kerajaan sintang.
e. Hubungan kerajaan landak dengan kerajaan tayan
Hubungan
kerajaan landak dengan kerajaan tayan dimulai dari perjodohan antara
Utin Busu Puteri dari Pangeran Mangkubumi Gusti Isya raja haji wakil
kerajaan landak dengan penembahan kerajaan tayan Guusti pangeran Inding
Pangran mangkunegara Surya Kusuma yang selanjutnya menurunkan keturunan
yang memerintah kerajaan tayan secara turun temurun.
Utin
Busu adalah Puteri Pangeran Mangku Gusti Ismail Isya Raja Haji dengan
isterinya yang bernama Nyemas Semabung. Dan Utin Busu adalah saudara
dari penembahan Gusti Mahmud Akamuddin. Hubungan kekerabatan ini juga
dijalin sejak perjodohan antara Mangkubumi Gusti Bujang Isman Tajudin
wakil kerajaaan landak dengan Utin Sakdiyah Puteri dari Penembahan
kerajaan Tayan Gusti Muhammad Ali Paku Negara Surya Kesunat.
f. Hubungan kerajaan landak dengan kerajaan pontianak
Pada
tahun 1886 M, kerajaan landak mengadakan perjanjian dengan kerajaan
pontianak mengenai batas wilayah. Perjanjian itu ditandaitangani
dihadapan Residen Der Westerafdeeling Van Boerneo oleh Pangeran
Wiranatawakil kerajaan landak dan Syarif Yusuf Hamid Al Kadri dari
kerajaan pontianak. Berdasarkan perjanjian tersebut, kerajaan landak
memiliki daerah kekuasaan yang luas terhampar dari sepanjang sungai
landak dan cabang-cabangnya dari muara sampai samapi ke hulu. Raja
landak dalam mengontrol dan mengawasi daerah-daerahnya kekuasannya yang
luas itu mendirikan perwakilan-perwakilan raja yang diserah tugas untuk
mengatur dan menata pemerintahan di masing-masing daerah tersebut. Raja
landak mengangkat seseorang yang bertindak sebagai wakil raja dalam
pemerintahan di daerah-daerah yang biasa disebut Pembekal.
Sampai
sekarang hubungan kerajaan landak dengan kerajaan yang ada di daerah
kalimantan ini masih saling terjaga dan saling menghormati satu sama
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Jauhari, Musa, 1998, Peninggalan kerajaan landak di kecamatan ngabang, Balai kajian sejarah dan Nilai Tradisional Pontianak.
Lontaan, J.U., 1975, Sejarah hukum Adat dan Adat Istiadat kalimatan barat.
Umar, Ya’ Syarif, 1988, Sejarah Singkat Perjuangan Rakyat Landak
Hidayat,Ir, Muh, tanpa tahun , Istana-Istana Di Kalimantan Barat
SILSILAH RIA SINIR DAN DARA ITAM
09.49
No comments
SILSILAH RIA SINIR DAN DARA ITAM
(kira-kira Abad ke-8 SM)
Pengantar
Tulisan ini mungkin dapat dipakai sebagai informasi sejarah bagi semua pihak yang ingin mengetahui dan bahkan mempelajari nilai kearifan Dayak Banyuke , Kecamatan Menyuke, Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat , Indonesia.
Apapun tanggapan Anda tentang tulisan ini , entah positif , entah negatif, senantiasa penulis hormati dan hargai. Semua pihak bebas menilai sesuai dengan pemahaman masing-masing, tak ada paksaan.
Namun, tulisan ini merupakan saduran yang ke-3 dan yang sesuai dengan nara sumber yang asli. Penulisan hanya mengadakan perubahan pada ejaan - disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia yang berlaku saat ini - tanpa mengubah jalan cerita atau alur ceritanya.
Sebenarnya, cerita ini merupakan hasil wawancara orang tua penulis - Almarhum EMMANUEL ATANG IDA - dengan Kepala Pajenang Nibis, Kampung Jering, Kecamatan Menyuke. Lalu, hasil itu disusun kembali oleh Pegawai Kecamatan Menyuke dengan pangkat Prakit Praja yang bernama J.A.LION pada tanggal 8 Desember 1964.
Latar Belakang
Penulis sangat prihatin apabila cerita-cerita kepahlawanan yang bermutu dari Dayak Banyuke semakin memudar dan sirna ditelan oleh perkebangan zaman.Padahal banyak nilai kearifan lokal yang dapat disarikan dari cerita-cerita itu sebagai pegangan hidup.
Mungkin, budaya tutur yang mulai ditinggalkan oleh masyarakat Dayak Banyuke sehingga banyak jejak sejarah yang mulai terlupakan. Bahkan saat ini, generasi muda khususnya Dayak Banyuke mulai tak tertarik dengan cerita-cerita yang pernah melegenda dan lebih cenderung membanggakan hal-hal yang dangkal nilai kearifannya.
Penulis pun percaya bahwa masih banyak generasi muda yang merindukan nilai-nilai kearifan lokal. Namun, kerinduan itu belumlah "terpuaskan" dengan hanya mendengarkan pada satu sumber saja - yang kadangkala ada unsur-unsur essensial yang mulai dikarang sesuai dengan selera si penutur.
Apalagi si penutur memiliki kepentingan bisnis dan kepentingan politik yang cenderung mengikis kearifan lokal , bahkan menyampingkan kepentingan pembelajaran bagi masyarakat.
Tulisan ini merupakan salah satu opsi, bukan satu-satunya opsi untuk meluruskan kembali tujuan cerita-cerita peninggalan nenek moyang Dayak Banyuke, yakni BELAJAR BERMASYARAKAT.
Cara Memahami Tulisan
Walaupun tulisan ini mengandung kontroversial diantara keturunan Dayak Banyuke dan keturunan Kerajaan Landak hingga saat ini, namun penulis tidak menyuguhkan hal itu kepada sidang pembaca.
Sajian yang penulis sampaikan kepada para pembaca, sebagai berikut :
* Bagaimana sikap si Ria Sinir dalam menghadapi segala tantangan hidup ?
* Bagaimana tindakan nyata si Ria Sinir ?
* Apakah Ria Sinir dapat dijadikan teladan bagi setiap orang tanpa melihat asal-usul orang itu ?
* Apakah segala tingkah laku si Dara Itam dapat dijadikan preferensi bagi perjuangan persamaan martabat antara perempuan dan pria ?
Tulisan ini mungkin dapat dipakai sebagai informasi sejarah bagi semua pihak yang ingin mengetahui dan bahkan mempelajari nilai kearifan Dayak Banyuke , Kecamatan Menyuke, Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat , Indonesia.
Apapun tanggapan Anda tentang tulisan ini , entah positif , entah negatif, senantiasa penulis hormati dan hargai. Semua pihak bebas menilai sesuai dengan pemahaman masing-masing, tak ada paksaan.
Namun, tulisan ini merupakan saduran yang ke-3 dan yang sesuai dengan nara sumber yang asli. Penulisan hanya mengadakan perubahan pada ejaan - disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia yang berlaku saat ini - tanpa mengubah jalan cerita atau alur ceritanya.
Sebenarnya, cerita ini merupakan hasil wawancara orang tua penulis - Almarhum EMMANUEL ATANG IDA - dengan Kepala Pajenang Nibis, Kampung Jering, Kecamatan Menyuke. Lalu, hasil itu disusun kembali oleh Pegawai Kecamatan Menyuke dengan pangkat Prakit Praja yang bernama J.A.LION pada tanggal 8 Desember 1964.
Latar Belakang
Penulis sangat prihatin apabila cerita-cerita kepahlawanan yang bermutu dari Dayak Banyuke semakin memudar dan sirna ditelan oleh perkebangan zaman.Padahal banyak nilai kearifan lokal yang dapat disarikan dari cerita-cerita itu sebagai pegangan hidup.
Mungkin, budaya tutur yang mulai ditinggalkan oleh masyarakat Dayak Banyuke sehingga banyak jejak sejarah yang mulai terlupakan. Bahkan saat ini, generasi muda khususnya Dayak Banyuke mulai tak tertarik dengan cerita-cerita yang pernah melegenda dan lebih cenderung membanggakan hal-hal yang dangkal nilai kearifannya.
Penulis pun percaya bahwa masih banyak generasi muda yang merindukan nilai-nilai kearifan lokal. Namun, kerinduan itu belumlah "terpuaskan" dengan hanya mendengarkan pada satu sumber saja - yang kadangkala ada unsur-unsur essensial yang mulai dikarang sesuai dengan selera si penutur.
Apalagi si penutur memiliki kepentingan bisnis dan kepentingan politik yang cenderung mengikis kearifan lokal , bahkan menyampingkan kepentingan pembelajaran bagi masyarakat.
Tulisan ini merupakan salah satu opsi, bukan satu-satunya opsi untuk meluruskan kembali tujuan cerita-cerita peninggalan nenek moyang Dayak Banyuke, yakni BELAJAR BERMASYARAKAT.
Cara Memahami Tulisan
Walaupun tulisan ini mengandung kontroversial diantara keturunan Dayak Banyuke dan keturunan Kerajaan Landak hingga saat ini, namun penulis tidak menyuguhkan hal itu kepada sidang pembaca.
Sajian yang penulis sampaikan kepada para pembaca, sebagai berikut :
* Bagaimana sikap si Ria Sinir dalam menghadapi segala tantangan hidup ?
* Bagaimana tindakan nyata si Ria Sinir ?
* Apakah Ria Sinir dapat dijadikan teladan bagi setiap orang tanpa melihat asal-usul orang itu ?
* Apakah segala tingkah laku si Dara Itam dapat dijadikan preferensi bagi perjuangan persamaan martabat antara perempuan dan pria ?
PULANG PALIH DAN RIYA SINIR
09.44
No comments
Pulang Palih dan Riya Sinir dalam kekecewaan ini, Dara Hitam masuk campur. Ia mendatangi raja dan menganjur seorang yang bernama Riya Sinir untuk menebangnya. Raja menerima tawaran ini. Riya Sinir diundang. Pesuruh raja telah mendatangi kampung halaman Riya Sinir, mengundangnya sopan. Riya Sinir pun mempunyai sifat rela menolong. Tanpa komentar, ia berangkat menuju ke istana raja Pulang Palih. Ia menghadap raja. Raja menawarkan untuk menebang kayu merbau bakal jong. Riya sinir mengatakan, saya akan coba. Tapi mungkin tak bias, sebab, sedangkan anak buah raja tak sanggup apalagi saya. Ia dianjurkan coba. Iapun pergi melakukan permintaan ini. Sekali dua, , Riya Sinir mengayuhkan kampaknya, tumbanglah kayu merbau yang besar itu. Seluruh rakyat dan rajapun menjadi tercengang. Riya Sinir pamitan pulang ke kampungnya. Raja Pulang Palih tidak menahannya. Rakyat Pulang Palih mulai mengerjakan untuk jong. Beramai-ramai mereka menyelesaikannya. Jong telah selesai rapih, sedia akan diluncurkan. Seluruh rakyat dikerahkan untuk mendorong ke sungai. Segala tenaga dan potensi telah dikerahkan. Bergerakpun tidak. Rakyat dan rajapun bingung pula. Dara Hitam mengusulkan supaya mengundang lagi Riya Sinir untuk menolongnya. Ia dipanggil. Ia datang menghadap raja. Iapun ditawarkan untuk meluncurkan jong yang telah siap berangkat menuju Miaju. Riya Sinir mengajukan syaratnya. Boleh saya menolongnya, tapi harus menyediakan tujuh perempuan hamil tua/hampir melahirkan, anak sulung. Ketujuh orang ini bakal menjadi bantalan alas jong yang akan diluncurkan. Raja menjadi pucat ketakutan dengan syarat yang dahsyat itu.”Itu musti!” kata Riya Sinir. Riya Sinir menambah syarat. Perlu tujuh buah telor ayam, yang pertama ditelurkan oleh ayam yang pertama kali bertelor. Tiga gantang uang logam, campuran perak, tembaga dan uang timah. Kesemuanya ini tidak boleh ditawar. Jika kurang, pasti rencana akan gagal seluruhnya. Terpaksa raja berusaha sekuat tenaga untuk mencari dan memenuhinya, demi suksesnya pernikahannya dengan Dara Hitam.
Semua telah lengkap, ketujuh perempuan mengandung rebah tidur terlentang berjejer di depan jong. Jong akan meluncur melalui ketujuh perut berisi itu. Rakyat memandang ngeri dan sedih. Ada yang tak sanggup memandangnya. Perlahan-lahan Riya Sinir berjalan ke buritan jong. Dengan saktinya ia menepuk sekali buritan, jong meluncur rapih melalui perut-perut satu persatu hingga mengepung ke air. Ketujuh wanita ini, disuruh berdiri. Seluruhnya didapati dalam keadaan sehat, tak terganggu sedikitpun kesehatannya. Malah mereka lebih sehat dari semula. Telor ayam, ketujuh buah disuruhnya dieramkan. Semuanya telah menetas, keluarlah ayam-ayam jago yang pandai berkokok pula.
Jong diperintahkan untuk diisi seluruh perlengkapan perang. Riya Sinirpun ditunjuk Raja memimpin perang, merebut tengkorak Patih Gumantar di bawah kekuasaan raja Miaju.
Sebelum mereka berangkat, raja Pulang Palih telah berjanji-janji akan mengaruniakan sesuatu untuk Riya Sinir, bila kembali berhasil membawa tengkorak Patih Gumantar.
Ajong (jung) penuh perlengkapan, berangkatlah mereka menuju kerajaan Miaju. Ajong dikayuhkan secepat burung Bengkala. (Burung sakti yang kencang terbang). Malam, kira-kira pukul satu, tibalah mereka ke pulau Miaju. Mereka mengintai terlebih dahulu. Kelihatan pondok penyimpanan tajau Tarus berisi tengkorak Patih Gumantar, dijaga ketat rapih. Riya Sinir Mempunyai I.Q. yang cukup tinggi. Dengan hati-hati pada malam itu ia mengangkut segal a uang yang telah dibawanya. Sengaja dihambur-hamburkannya ke tempat penimbaan air. Ada uang yang diikat-ikatnya dan dilempar sangkutkan sengaja ke atas pojok beracun seperti tuba. Uang bertaburan dibuatnya. Ajongnya dikayuh jauh ke hilir. Pagi-pagi orang datang menimba air. Terlihatnya uang bertaburan, bagaikan hujan tercurah dari langit rasanya. Pulanglah mereka memberitahukan kepada seluruh isi rumah panjangnya. Tanpa berpikir sesuatu berduyun-duyunlah mereka datang memungutnya. Belum puas mereka mengumpulkan yang bertaburan di tanah, pokoknya kayu bergantung uangpun segera ditebangnya. Kayu itu dipotonh-potongnya dan telah meracuni ikan yang dalam sungai. Lupalah mereka akan tajo Tarus berisi tengkorak Patih Gumantar. Dengan tenang Riya Sinir mengangkat tempayan berisi tengkorak dan dibawanya ke ajong. Riya Sinir memerintahkan “Ayoh, berkayuhlah, sekuat tenagamu, awas jangan sampai terkejar musuh!” Ajong dikayuhkan bagaikan meluncurkan di atas banjir deras mengikuti arusnya. Tak henti-hentinya mereka berkayuh, tibalah mereka dengan selamat ke istana raja Pulang Palih. Riya Sinir mengangkat tempayan berisi tengkorak Patih Gumantar, disaksikan raja dan Dara Hitam. Dara Hitam menyungguhkan kepala/tengkorak bapaknya. Raja teringat akan janjinya, untuk memberikan hadiah kepada Riya Sinir. Seluruh isterinya dikemaskan, berdandan sehebat mungkin. Riya Sinir menunggu dengan sabar akan undangan raja.
Seluruh isteri raja, enam orang telah siap menunggu. Riya Sinir diundang masuk dan dipersilahkan memilih sesuka hati, salah satu dari isterinya untuk menjadi isterinya. Isteri-isteri raja memang cantik, tapi tak ada satupun yang telah merobah hati Riya Sinir. Riya Sinir selalu mengenangkan Dara Hitam buah hatinya. Dengan ilmu saktinya, dipegangnya sekerat sirih, dilicut-licutkannya. Dilepaskannya menjadi seekor kunang-kunang bercahaya. Riya Sinir berkata:”Kepada siapa kunang-kunangku ini hinggap, ialah yang menjadi isteriku.”Raja kebingungan memikirkannya. “Aduh kalau kunang-kunang terbang menuju ke dapur. Dara Hitam berada dan memang disimpan sengaja di dapur, digosok arang dapur,”(sejak inilah ia diberi nama Dara Hitam).
Sangkaan sang raja, menjadi kenyataan. Kunang-kunang Riya Sinir, terbang menuju ke dapur dimana Dara Hitam disembunyikan. Sementara kunang-kunang ini terbang parlahan-lahan menuju dapur, Riya Sinir mengulang-ulangi perkataannya:”Kepada siapa kunang-kunang ini hinggap, dialah yang jadi isteriku.”Sang raja makin bingung dan gelisah. Kunang-kunang diikuti. Tetap disorot oleh kedua bola mata sang raja. Kunang-kunang masuk ke dapur. Raja hampir pingsan melihatnya. Sangat kecewa ia. Tapi janji harus ditepati. Seorang raja menjaga gengsi, tak mau mungkir janji. Riya Sinir masuk dapur, melihat Dara Hitam berbedakkan arang, segera dirangkulnya manis, bagaikan mendapat sebuah batu ratna manikam yang hilang. Senyum manis tetap melekat pada raut muka Dara Hitam. Sambil berangkulan mesra, menujulah mereka menghadap sang raja yang sedang tunduk kesedihan. Keduanya mengetahui jelas, bahwa mendapatkan tengkorak bapak Dara Hitam, adalah satu hati bahagiayang direncanakan oleh Pulang Palih. Sekarang terbalik menjadi satu perpisahan yang tak akan bertemu lagi. Di depan raja, keduanya memohon diri, pulang ke kampung halamannya Riya Sinir.dengan sedih, kedua alat penglihat sang raja menyemburkan air mata, sambil berpesan: “Riya Sinir, tak akan kutahankan pilihanmu, hanyalah saya mohon kiranya kandungan Dara Hitam, melahirkan seorang lelaki, ia adalah anakku. Bilamana ia melahirkan seorang perempuan, biarlah ia menjadi Dara Hitam.”
Dengan perasaan jujur, Riya Sinir menjawab “Ya!” berangkatlah mereka pulang.
Setiba ke kampung halamannya, merreka disambut meriah oleh bapaknya (Riya Jambi). Dianggapnya suatu kemenangan perang. Mereka segera mengumpulkan seluruh kaum keluarga untuk melaksanakan pesta. Pesta adat di zamannya, hanyalah menghidang berupa daging binatang peliharaan, binatang buruan, kulat, karang, dan buah-buahan hutan.
sumber : Buku Kerajaan-kerjaan di Kalimantan Barat
Langganan:
Postingan (Atom)